Akhir-akhir ini, netizen di jagat Twitter ramai membincangkan, bahkan menggunakan, kata jujurly. Pasalnya, kata tersebut pertama kali dipopulerkan oleh salah seorang pengguna TikTok. Lambat laun, saya menemukan juga teman-teman dekat yang menggunakan sehonestnya.

Tentu saja ini fenomena kebahasaan yang menarik sekaligus lucu. Jujurly dan sehonestnya menggabungkan dua bahasa dalam satu kata, yakni bentuk dasar jujur yang ditutup dengan imbuhan –ly dan honest yang diapit dengan se- serta –nya. Kita bisa melihat pola afiksasi pada dua kata tersebut.

Afiksasi adalah salah satu proses pembentukan kata. Dalam bahasa Indonesia, afiksasi merupakan proses yang produktif untuk menciptakan sebuah kata. Kita mungkin sudah tahu bahwa afiksasi mencakup pengimbuhan di muka kata (prefiksasi), di tengah kata (infiksasi), dan di belakang kata (sufiksasi). Selain itu, ada pula afiksasi bernama konfiks dan kombinasi afiks. Kerabat Nara bisa menyelami perihal afiksasi secara mendetail dalam “Afiks dalam Bahasa Indonesia”.

Pada jujurly, kata jujur dalam bahasa Indonesia mendapatkan imbuhan -ly dari bahasa Inggris di belakang. Dengan demikian, kata itu terbentuk melalui sufiksasi. Contoh kata lainnya yang menerima sufiks adalah ambilkan, temani, dan suratan. Ketiga contoh tersebut diimbuhi sufiks yang juga berasal dari bahasa Indonesia.

Apakah ada sufiks yang diadopsi dari bahasa asing? Ramlan dalam Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif (2019) mendaftarkan beberapa afiks dari bahasa asing yang makin produktif digunakan dalam bahasa Indonesia. Contohnya adalah -wan pada sejarawan, -is pada esais, dan -wi pada duniawi. Ramlan juga menuliskan -wati dan -man sebagai sufiks yang diserap dari bahasa asing. Kita bisa lihat, tidak ada sufiks -ly.

Jika merujuk pada kamus Merriam Webster, –ly adalah sufiks dalam bahasa Inggris yang menandakan adjektiva dan adverbia. Kata weekly, misalnya, tergolong ke dalam adjektiva. Sementara itu, slowly termasuk ke dalam adverbia. Berdasarkan pemaparan Kridalaksana (2010) dalam bahasa Indonesia, sufiks yang bisa membentuk adjektiva adalah -an, –iah, –if, –ik, –is, dan –istis. Kemudian, tidak ada sufiks yang bisa membentuk adverbia. Sekali lagi, lewat penjelasan Kridalaksana, sufiks -ly belum terdaftar dalam bahasa Indonesia.

Saya rasa, jujurly memaknai sejujurnya. Kata jujur tergolong ke dalam adjektiva. Namun, ketika mendapatkan konfiks se- dan –nya, sejujurnya adalah adverbia. Honesty pun merupakan adverbia. Pola pembentukan adverbia se- dan -nya lalu diterapkan pula pada kata honest sehingga terbentuk adverbia sehonestnya.

Akan tetapi, barangkali terciptanya dan populernya kata jujurly dan sehonestnya tidak berangkat dari pola-pola di atas. Sempat saya sebutkan di awal bahwa fenomena terbentuknya jujurly itu lucu—saya tidak hendak mengolok-olok—sekaligus menarik. Perkiraan saya, selain punya keunikan tersendiri dari segi penulisan, pelafalan, dan pemaknaan, dua kata tersebut lahir dari kebiasaan. Secara tidak sadar, sebagian besar netizen sudah terbiasa menerapkan pola-pola afiksasi dalam pembentukan kata tanpa perlu memahami teori dan penelitian-penelitian kebahasaan.

Bukan tidak mungkin, nantinya, pembentukan kata lain dengan afiks berbahasa asing akan sering kita temui di internet.

#jujurly #sehonestnya #afiksasi

Rujukan:

  • Kridalaksana, Harimurti. 2010. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Ramlan. 2019. Morfologi; Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lani