Richard Hudson: Pelopor Word Grammar yang Terabaikan

oleh Audy Larasati
Ilustrasi Richard Hudson: Pelopor Word Grammar yang Terabaikan

Ketika membicarakan tokoh-tokoh besar dalam linguistik, nama-nama seperti Noam Chomsky, Ferdinand de Saussure, dan Roman Jakobson sering kali mendominasi diskusi. Namun, di balik kemasyhuran mereka, ada banyak tokoh yang kontribusinya sering kali luput dari perhatian. Padahal, pemikiran mereka berdampak besar pada perkembangan studi bahasa. Salah satu di antaranya adalah Richard Hudson, seorang ahli linguistik asal Inggris yang memperkenalkan teori word grammar atau tata bahasa kata.

Siapa Richard Hudson?

Richard Hudson mungkin tidak sepopuler Chomsky atau Saussure, tetapi kontribusinya dalam dunia linguistik tidak bisa diabaikan. Ia lahir pada 18 September 1939 di Inggris dan memperoleh pendidikan di berbagai institusi ternama, termasuk Universitas Cambridge. Hudson dikenal sebagai salah satu tokoh yang menantang pandangan dominan tentang tata bahasa dan hubungan bahasa dengan masyarakat.

Teori word grammar yang diperkenalkannya pertama kali pada 1984 fokus pada gagasan bahwa kata-kata, bukan frasa atau klausa, adalah unit dasar dalam struktur bahasa. Berbeda dengan teori linguistik generatif yang lebih berfokus pada tata bahasa formal yang kaku, Hudson menawarkan pandangan bahwa struktur bahasa bisa lebih fleksibel dan kaya dalam hubungannya dengan pengguna bahasa.

Word Grammar: Fokus pada Kata

Konsep utama dari word grammar adalah gagasan bahwa kata-kata saling terhubung melalui jaringan yang kompleks. Kata tidak berdiri sendiri dalam kalimat, tetapi bergantung pada kata lain dalam satu sistem yang saling berkaitan. Ini membuat tata bahasa bukan sekadar aturan kaku yang harus diikuti, melainkan lebih sebagai peta interaksi yang dinamis antara kata-kata dalam sebuah kalimat.

Hudson berpendapat bahwa pemahaman bahasa seharusnya lebih terpusat pada peran kata secara individu, bukan pola kalimat yang lebih luas. Misalnya, dalam kalimat Susi makan apel, penting untuk melihat hubungan langsung kata Susi dengan makan dan makan dengan apel alih-alih hanya mengidentifikasi struktur kalimat berdasarkan kategori subjek, predikat, dan objek secara tradisional. Pendekatan ini membuka cara baru untuk memandang bagaimana bahasa bekerja dalam pikiran manusia dan bagaimana kita memproses informasi linguistik dalam percakapan sehari-hari.

Bahasa sebagai Jaringan Sosial

Selain itu, Hudson juga memberikan perhatian besar pada bagaimana bahasa berfungsi dalam konteks sosial. Ia menolak pandangan yang menempatkan bahasa sebagai entitas yang terisolasi dari masyarakat. Bagi Hudson, bahasa adalah fenomena sosial yang terhubung erat dengan interaksi manusia. Dalam teorinya, ia menyatakan bahwa setiap penutur bahasa membangun jaringan sosial melalui penggunaan bahasa.

Konsep ini menjadi landasan bagi apa yang kemudian dikenal sebagai cognitive sociolinguistics, yakni gagasan bahwa kemampuan berbahasa seseorang dipengaruhi oleh jaringan sosial yang mereka miliki. Hudson percaya bahwa pemahaman kita tentang bahasa akan lebih kaya jika kita juga mempelajari konteks sosial dan psikologis penutur bahasa. Misalnya, pola bicara seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, seperti keluarga, teman, dan pekerjaan. Oleh karena itu, bahasa bukan hanya cermin dari aturan tata bahasa yang berlaku, melainkan juga dinamika sosial yang lebih luas.

Kurangnya Pengakuan

Meski inovatif, ide-ide Hudson tidak mendapatkan sorotan yang sama besar seperti teori-teori lainnya. Ada beberapa alasan mengapa Hudson dan teorinya kurang mendapat perhatian. Salah satunya adalah dominasi teori-teori linguistik formal yang dipopulerkan oleh Chomsky dan para pengikutnya. Teori tata bahasa generatif yang dikembangkan oleh Chomsky sangat mendominasi studi linguistik, terutama di dunia akademik Barat, sehingga ide-ide alternatif seperti word grammar cenderung tenggelam.

Pendekatan Hudson yang lebih holistik terhadap bahasa, yang melibatkan konteks sosial, dianggap oleh beberapa linguis terlalu kompleks atau tidak “ilmiah” dalam arti yang tradisional. Namun, bagi mereka yang tertarik pada cara bahasa berfungsi dalam kehidupan nyata, teori Hudson menawarkan perspektif yang segar dan relevan.

Layak Mendapatkan Pengakuan Lebih

Hudson menawarkan wawasan yang sangat berguna dalam memahami hubungan antara bahasa, masyarakat, dan kognisi. Ia menempatkan penutur bahasa sebagai pusat dari pemahaman linguistik, bukan hanya objek pasif yang diatur oleh aturan tata bahasa. Di dunia yang makin kompleks dan terhubung, pendekatan Hudson yang melihat bahasa sebagai bagian dari jaringan sosial manusia menjadi makin relevan.

Selain itu, word grammar memungkinkan kita untuk melihat bahasa dalam skala mikro—dalam hubungan antarkata—tanpa mengabaikan skala makro, yaitu pengaruh sosial terhadap penggunaan bahasa. Ini memberikan jembatan yang kuat antara studi bahasa formal dan sosiolinguistik, sebuah kontribusi yang jarang ditemui dalam teori-teori bahasa lainnya.

Richard Hudson adalah contoh tokoh linguistik yang jarang dikenal, tetapi karyanya dalam word grammar dan teori jaringan sosial sangat penting. Kontribusinya membantu kita memahami bahasa sebagai sistem yang dinamis dan terkait erat dengan kehidupan sosial. Dengan mengapresiasi ide-ide Hudson, kita dapat lebih memahami cara kerja bahasa dalam kehidupan sehari-hari.

 

Rujukan:

  • Hudson, R.A. (1984). Word Grammar. Oxford: Basil Blackwell.
  • Hudson, R.A. (1990). English Word Grammar. Oxford: Basil Blackwell.
  • Hudson, R.A. (2007). Language Networks: The New Word Grammar. Oxford: Oxford University Press.
  • Radford, A., Atkinson, M., Britain, D., Clahsen, H., & Spencer, A. (2009). Linguistics: An Introduction (2nd ed.). Cambridge: Cambridge University Press.
  • Traugott, E.C., & Dasher, R.B. (2002). Regularity in Semantic Change. Cambridge: Cambridge University Press.

Penyunting: Rifka Az-zahra

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar