Pengalaman Pertama Membaca Noam Chomsky
Jauh sebelum tulisan ini dibuat, saya sudah pernah mendengar nama Noam Chomsky. Salah satu dosen saya mengatakan bahwa beliau merupakan seorang linguis. Namun, tidak sekali pun saya pernah membaca karya-karya Noam Chomsky.
Baru pada 2021, saya mencari tahu pandangan-pandangan beliau, khususnya tentang bahasa. Rasa-rasanya—tolong koreksi jika saya keliru—gagasan Chomsky yang paling mendasar adalah tata bahasa generatif atau tata bahasa transformasional. Teori ini Chomsky kembangkan pada 1950-an. Berdasarkan tulisan Nordquist, tata bahasa generatif adalah tata bahasa yang menunjukkan struktur dan interpretasi kalimat oleh penutur asli suatu bahasa. Penganut pandangan ini percaya bahwa bahasa adalah bagian dari otak manusia. Dengan demikian, setiap manusia memiliki kompetensi berbahasa sejak kecil.
Lebih lanjut, kompetensi berbahasa adalah kemampuan bawah sadar yang membuat kita mampu mengartikan, bahkan menggunakan, suatu bahasa. Dalam pemaparan Chomsky, kompetensi berbahasa dibedakan dengan performa atau pelaksanaan berbahasa. Suhardi pada bab “Tokoh-tokoh Linguistik Abad ke-20” dalam Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik (2005) menulis bahwa kemampuan atau kompetensi berbahasa adalah pengetahuan tentang bahasa yang ada di dalam akal budi manusia. Sementara itu, pelaksanaan bahasa bertitik berat pada pengujarannya. Dalam pandangan Chomsky ini, kita bisa melihat bahwa kompetensi dan pelaksanaan berbahasa berkaitan dengan konsep langue dan parole yang dicetuskan Ferdinand de Saussure.
Barangkali, Kerabat Nara juga pernah mendengar bahwa tata bahasa generatif berbeda dengan tata bahasa preskriptif dan tata bahasa deskriptif. Tata bahasa preskriptif dinilai melihat bahasa berdasarkan benar atau salahnya, sedangkan tata bahasa deskriptif lebih berfokus mengkaji latar belakang dan cara penggunaan bahasa. Lain dari keduanya, tata bahasa generatif lebih tertarik terhadap sesuatu yang lebih dalam, yaitu prinsip-prinsip dasar yang memicu eksistensi bahasa manusia.
Tentu saja, saya belum selesai menyelami pemikiran-pemikiran Chomsky. Masih banyak topik kebahasaan yang perlu saya selidiki dari Chomsky, bahkan juga pandangan-pandangan linguis lain yang kontra terhadapnya. Agaknya saya pun tidak akan berhenti menjelajahi pemikiran Chomsky pada ranah kebahasaan saja sebab Noam Chomsky bukan hanya seorang linguis. Lebih dari itu, beliau pun dikenal sebagai seorang intelektual yang berani dan humanis.
#noamchomsky #chomsky
Rujukan:
- Kushartanti, dkk. (ed). 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
- Nordquist, Richard. 2020. “Generative Grammar: Definition and Examples”. Diakses pada 5 Juli 2021.
- _______________. 2020. “Linguistic Competence: Definition and Examples”. Diakses pada 5 Juli 2021.
- _______________. 2020. “Descriptive Grammar: Definition and Examples”. Diakses pada 5 Juli 2021.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Tertawa Menjelajah Semesta Bacaan
- Waktunya Anak Membaca dengan Gaya Pascadigital
- Pentingnya Perpustakaan Rumah bagi Anak-Anak
- Hadapi Keresahan Percampuran Bahasa di Bulan Bahasa dan Sastra
- Gelombang II Pelatihan Keterampilan Menulis Naskah Dinas untuk IFG
- Warganet Bisa Apa untuk Mencari Jawaban Pertanyaan Kebahasaan?
- Siniar Malaka Project bersama Ivan Lanin
- Bahasa sebagai Bahan Baku Berhumor
- Perbedaan Pantomim dan Mime
- Pelatihan Keterampilan Menulis Naskah Dinas untuk Pegawai IFG
- Kuliah Tamu DSI ITS: Kiat-Kiat Penyusunan Proposal Karya Ilmiah
- Lokakarya KESDM: Penyusunan Naskah Dinas