Ngapain adalah kata yang ajaib menurut saya. Coba, bagaimana kata ini bisa terbentuk? Dalam bahasa Indonesia, umum bagi kita untuk mengucapkan ngopi. Kata ini dipenggal dari bentuk utuhnya, yaitu mengopi. Kata nyanyi pun bertebaran di mana-mana. Frekuensi penggunaannya barangkali lebih marak ketimbang menyanyi. Namun, bagaimana dengan kata ngapain?
Apakah pola pembentukannya berangkat dari mengapa, lalu menjadi ngapa, dan mendapatkan imbuhan akhir -in sehingga terbentuklah ngapain? Kemungkinan lainnya, ngapain dikonstruksi dari kata dasar apa yang mendapatkan simulfiks ng- dan sufiks -in dalam ragam cakapan.
1.a Kamu ngapain, sih, lihat-lihat saya terus?
1.b Kamu cantik banget hari ini.
2.a Kamu lagi ngapain?
2.b Lagi nonton film, nih.
Perhatikan dua contoh di atas. Ngapain bisa menempati dua fungsi. Pada contoh pertama, ngapain mengartikan ‘Kamu mengapa/kenapa, sih, lihat-lihat saya terus?’. Dugaan pembentukan ngapain dari kata mengapa bisa terjawab di sini. Sementara itu, ngapain pada contoh kedua menggambarkan ‘Kamu lagi apa?’. Maka, ngapain pun bisa saja terbentuk pula dari formula dasar apa.
Saya kira tidak adil untuk membedah bentuk dasar ngapain lewat pola aktifnya saja. Kita tentu tidak pernah menggunakan dimengapain atau dikenapain sebagai wujud pasif. Sebaliknya, diapain terdengar lebih familier.
3.a Jangan takut. Bilang saja ke aku kalau kamu diapa-apain sama dia!
3.b Tadi AC-nya diapain? Kok, jadi panas banget?
Contoh di atas makin menegaskan bahwa ngapain terbentuk dari apa, bukan mengapa. Meskipun begitu, ia tetap dapat mengartikan mengapa, seperti yang terlihat pada contoh nomor 1. Ajaib.
Rujukan: Kridalaksana, Harimurti. 2010. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin