Perbedaan Pantomim dan Mime

oleh Saharul Hariyono
Ilustrasi Perbedaan Pantomim dan Mime

Charlie Chaplin adalah seorang aktor ulung dalam film-film bisu yang dia ciptakan. Bahkan, Chaplin menulis, menyutradarai, membintangi, memproduksi, dan menyunting sendiri sebagian besar filmnya yang memiliki karakteristik lelucon kasar yang dikombinasikan dengan panto atau pantomim. Chaplin pernah mengatakan, “Teknik gerakan saya adalah hasil pemikiran, logika, dan pendekatan saya sendiri; itu tidak dipinjam dari apa yang dilakukan orang lain.” Maka, tidak salah jika Charlie Chaplin menjadi tokoh pantomim dunia selain Pablo Zibes. Sementara itu, di Indonesia ada maestro pantomim Jemek Supardi dan Septian Dwi Cahyo.

Pantomim awalnya dikenal sebagai pementasan komedi yang mudah dibaca oleh masyarakat. Umumnya, pantomim memiliki ciri khas saat dipentaskan, yaitu riasan putih dan celak hitam pada mata pemain. Oleh karena itu, secara sederhana pantomim adalah sebuah pertunjukan drama tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah menggunakan topeng atau rias. Namun, jika dikaji lebih mendalam, menurut peneliti pantomim Nur Iswantara (2018), pantomim sarat dengan bentuk pergerakan atau perlawanan. Misalnya, Charlie Chaplin makin politis dalam film The Great Dictator (1940) karena memerankan karakter berkumis mirip Adolf Hitler.

Pantomim berasal dari bahasa Latin pantomimus yang berarti ‘peniru segala hal’. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) VI daring, pantomim berarti ‘pertunjukan drama tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah (biasanya diiringi musik)’. Selain itu, pantomim disebut juga kialan, yaitu pertunjukan yang pemainnya melakukan mimikri atau tindakan meniru apa saja. Pemain pantomim tampil dengan cara bersandiwara tanpa kata-kata. Kadang kala pemain pertunjukan seni gerak tubuh yang realis dan simbolis ini disebut dengan mime. Namun, sebenarnya pandangan tersebut keliru.

Persoalan makin berkelindan ketika pemain pantomim menampilkan pertunjukan yang sebenarnya adalah seni mime, tetapi dinarasikan dengan seni pantomim. Thomas Leabhart (1989), pantomimer korporeal (materiel) Amerika Serikat menyebutkan bahwa akhirnya detail ketidaksepemahaman terhadap genre pertunjukan tersebut menghasilkan persoalan yang mesti direnungi agar tidak makin salah kaprah.

Akar persoalan ini sebenarnya bisa dicurigai dari segi kebahasaan. Oxford English Dictionary (OED) daring memberikan definisi lema pantomim dan mime tanpa ada distingsi. Pantomim dimaknai sebagai ‘gerakan diam dan meniru; (juga) untuk membuat pertunjukan yang tidak masuk akal tentang diri sendiri’. Lema mime bermakna ‘drama sederhana, biasanya lucu, yang ditandai dengan tiruan dan representasi menggelikan dari tokoh yang sudah dikenal’. Lema mime juga bermakna ‘tindakan meniru; untuk menyampaikan kesan (tindakan, ide, atau perasaan) dengan gerakan, tanpa menggunakan kata-kata’. Beberapa pemaknaan tersebut mengaburkan perbedaan lema pantomim dan mime dalam bahasa Inggris.

Septian Dwi Cahyo memberikan pembeda di antara kedua lema itu. Pemahamannya terhadap pantomim seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu pertunjukan drama tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah menggunakan topeng atau rias. Sementara itu, menurutnya mime adalah gerak tubuh tanpa kata dan riasan. KBBI VI pun merekam lema mime sebagai ‘drama tanpa kata-kata yang dimainkan dengan gerak dan ekspresi wajah tanpa topeng atau riasan muka’.

Pantomim dan mime adalah seni yang terbuka terhadap penafsiran. Namun, yang membedakan keduanya hanyalah rupa wajah. KBBI sudah secara lebih jelas membedakan hal tersebut daripada OED.

 

Rujukan:

  • Iswantara, N. 2018. Metode Pembelajaran Pantomim Indonesia. Bantul: Media Kreativa Sejahtera. 
  • KBBI VI Daring. Diakses pada 10 Januari 2024.
  • Leabhart, T. 1989. Modern and Post-Modern Mime: Modern Dramatists. London: Palgrave.
  • Oxford English Dictionary. Diakses pada 10 Januari 2024.
  • Royce, A.P. 1987. “Limits of Innovation in dance and mime”. Semiotica, 65(3–4), 269–284.

 

Penyunting: Rifka Az-zahra

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar