Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI) edisi pertama terbit pada 1988. Saat ini, TBBBI sudah memasuki edisi keempat—terbit 2017—dengan tim penyusun yang terdiri atas Anton M. Moeliono, Hans Lapoliwa, Hasan Alwi, Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, dan Sugiyono. 

Bagi saya, TBBBI adalah salah satu buku rujukan yang lengkap mengenai linguistik. Buku tersebut terdiri atas sepuluh bab. Pada bab pertama, tim penyusun menulis sebuah pendahuluan yang menceritakan kedudukan bahasa Indonesia, ragam bahasa, fenomena diglosia, urgensi pembakuan bahasa, fakta mengenai bahasa yang baik dan benar, juga relasi antara bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Kita bisa lihat, sejak pendahuluannya, TBBBI telah memberikan penjelasan yang inklusif.

Sementara itu, pada bab berikutnya yang berjudul “Tata Bahasa: Tinjauan Selayang Pandang”, TBBBI secara ringkas menjelaskan pengertian tata bahasa. Uraian yang diberikan termasuk sistem bunyi (fonologi), sistem kata (morfologi), sistem kalimat (sintaksis), dan sistem makna (semantik-pragmatik).

Dalam buku itu pula pembaca bisa mendapatkan pengetahuan mengenai fonologi. Pada bab tiga, “Bunyi Bahasa dan Tata Bunyi”, vokal, konsonan, diftong, dan ciri suprasegmental dijelaskan oleh para penulis buku ini.

Informasi linguistik yang selalu saya cari dalam TBBBI adalah ciri-ciri kelas kata. Kita mungkin sudah tahu sedikit bahwa setiap kelas kata memiliki fungsi serta karakteristiknya masing-masing. Nah, buku itu memberi penjelasan yang terperinci mengenai hal tersebut. Pada bab empat hingga delapan, Moeliono dkk. membahas verba, adjektiva, adverbia, nomina, dan kata tugas secara berturut-turut. Lebih dari itu, dalam keempat bab tersebut, ada pengklasifikasian yang dilakukan berdasarkan sifat kelas kata. Contohnya adalah verba majemuk dasar, adjektiva sikap batin, adverbia kewaktuan, dan nomina lokatif. Tentu hal demikian menarik untuk dibaca oleh siapa pun yang ingin mendalami sintaksis.

Selanjutnya, bab sembilan menyoroti ihwal kalimat dalam bahasa Indonesia. Bab itu dibuka dengan batasan dan ciri kalimat, komponen-komponen yang menyusunnya, kategori fungsi sintaksis (predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan), serta kategori peran dalam kalimat (pelaku, agen, sasaran, pengalam, peruntung, penerima, penyebab, tema, tetara, hasil, lokasi, alat, tujuan, dan sumber). Tidak berhenti di situ, bab “Kalimat” pun menerangkan jenis-jenis kalimat dalam bahasa Indonesia. Menurut para penyusun TBBBI, kalimat tidak hanya dibedakan menjadi kalimat deklaratif, imperatif, interogatif, dan eksklamatif. Ada juga kalimat nominal, kalimat numeral, kalimat berpredikat verbal, dan kalimat berfrasa preposisional. Selain itu, berdasarkan susunan informasinya, sebuah kalimat dapat mengalami inversi, pengedepanan, pengebelakangan, dislokasi kiri, dislokasi kanan, ekstraposisi, dan pembelahan.

Pada bab terakhir, yakni “Hubungan Antarklausa”, pembaca diajak untuk memahami fungsi klausa dalam kalimat. Pada bab tersebut, kita akan memanfaatkan kata-kata tugas yang sudah dibahas dalam bab “Kata Tugas”. Konjungsi-konjungsi di sana dapat menandakan hubungan antarklausa dalam sebuah kalimat.

TBBBI adalah buku yang tebal, Kerabat Nara. Terdapat 589 halaman di dalamnya. Meskipun begitu, buku itu benar-benar bernas dan berguna. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat dapat diunduh atau dibaca secara daring di sini: http://s.id/bi-tbbbi.

#resensibuku #tbbbi

Penulis: Yudhistira 

Penyunting: Ivan Lanin