Relasi makna adalah salah satu topik yang dibahas dalam bidang semantik. Di sini, hubungan kata, frasa, bahkan kalimat yang saling berhubungan dapat mencerminkan perluasan, persamaan, pertentangan, dan ketercakupan makna. Dalam Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik (2005: 116), Darmojuwono membagi relasi makna ke dalam lima jenis.

Homonimi

Terdapat tiga golongan homonimi, yakni homograf, homofon, serta gabungan keduanya yang disebut homonim. 

Homograf adalah dua kata dengan ejaan yang sama, tetapi memiliki perbedaan pelafalan (bunyi) dan pemaknaan, misalnya apèl (upacara) dan apêl (buah). Sementara itu, homofon adalah dua kata yang sama dalam pelafalan, tetapi berbeda secara pengejaan dan pemaknaan, seperti sanksi dan sangsi. Ada pula gabungan homofon dan homograf seperti tahu sebagai verba ‘mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya)’ dan tahu sebagai nomina ‘makanan dari kedelai putih yang digiling halus-halus, direbus, dan dicetak’.

Dengan demikian, definisi homonimi adalah relasi makna antarkata yang ditulis sama, dilafalkan sama, atau ditulis dan dilafalkan sama, tetapi memiliki makna yang berbeda.

Polisemi

Terkadang, suatu kata bisa memiliki lebih dari satu makna. Sebut saja kata tangan yang bisa bermakna ‘anggota badan dari siku sampai ke ujung jari atau dari pergelangan sampai ujung jari’ dan ‘kekuasaan; pengaruh; perintah’. Meskipun kedua makna tersebut berbeda, arti yang pertama maupun kedua memiliki hubungan yang disebut polisemi. Chaer (2007: 301) menambahkan bahwa biasanya makna pertama yang tercantum di dalam kamus merupakan makna leksikal, denotatif, atau konseptual. Sementara itu, makna yang kedua adalah hasil dari pengembangan komponen makna. 

Sinonimi dan Antonimi

Tentu kita sudah familier dengan sinonim. Sinonim atau sinonimi adalah relasi makna dalam kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan arti. Perlu diketahui, bahwa relasi sinonim bersifat dua arah. Apabila A bersinonim dengan B, berarti B juga bersinonim dengan A. Contoh dua kata yang bersinonim adalah betul dan benar, matahari dan surya, serta awan dan mega.

Kebalikan dari sinonim adalah antonim yang relasi maknanya saling bertentangan. Contohnya adalah panas dan dingin, suami dan istri, serta tajam dan tumpul.

Hiponimi

Hiponimi adalah relasi makna yang berkaitan dengan peliputan makna spesifik dalam makna generik. Misalnya, anjing, burung, dan belalang yang berhiponim dengan binatang serta mawar, melati, dan anggrek yang berhiponim dengan bunga. Sebagai superordinat, bunga dan binatang disebut sebagai hiperonim. Sementara itu, anjing, burung, belalang; dan mawar, melati, anggrek adalah kohiponim.

Meronimi

Relasi makna jenis ini mirip dengan hiponimi, yakni sama-sama memiliki relasi makna yang bersifat hierarki. Namun, relasi makna dalam meronomi tidak menyiratkan pelibatan searah. Relasi makna di sini dapat dianalogikan seperti “A merupakan bagian dari B”. Contoh meronimi dapat kita temukan pada atap sebagai bagian dari rumah, kantong sebagai bagian dari celana, dan roda sebagai bagian dari mobil.

 

Rujukan:

  • Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Kushartanti, dkk. (ed). 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin