Kita tentu akrab dengan kata jam dan pukul. Biasanya, kita menggunakan dua kata ini saat sedang menunggu sesuatu, membuat janji, atau memenuhi target pengumpulan hasil kerja. Namun, secara tidak sadar, kita sering menganggap bahwa keduanya memiliki arti yang sama.
Jangan berakhir aku tak ingin berakhir
Satu jam saja kuingin diam berdua
(Audy dalam “Satu Jam Saja”)
Nukilan lirik lagu di atas menggunakan jam sebagai penanda durasi atau lamanya waktu. Sang Aku hanya ingin diam, berdua saja, selama satu jam. Kira-kira begitu. Lirik lagu lainnya yang menggunakan kata jam ialah “Saat Terakhir” oleh ST12: “Satu jam saja ‘ku telah bisa, cintai kamu di hatiku.” Pada lirik tersebut, dapat diartikan bahwa sang Aku sudah bisa mencintai si Kamu dalam waktu satu jam. Berangkat dari petikan lirik Audy dan ST12, jam menunjukkan makna ‘masa’ atau ‘jangka waktu’.
Selain itu, penggunaan kata jam juga dapat merujuk pada benda penunjuk waktu, misalnya jam tangan dan jam dinding. Salah satu contoh lirik lagu yang menggambarkan jam sebagai alat pengukur waktu ialah “Pelangi di Matamu” yang dipopulerkan oleh Jamrud.
Jam dinding pun tertawa
Kar’na ‘ku hanya diam
Berbeda dengan jam, kata pukul tidak sesering itu tertera dalam sebuah lirik lagu. Penggunaan kata pukul dapat kita jumpai pada pengumuman resmi, seperti Kita berangkat sekolah pukul 6.00 atau Rapat pemegang saham akan dimulai pada pukul 13.30 WIB setelah makan siang. Pukul menunjukkan satuan waktu secara spesifik, bukan durasi, masa, atau jangka waktu.
Kasus yang sering kali kita temui adalah penggunaan jam untuk menggantikan pukul. Misalnya, jam 4 sore. Barangkali pukul terasa terlalu formal dan kaku jika digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ditambah lagi, kita sudah terbiasa untuk menggunakan jam daripada pukul.
Yang namanya kebiasaan memang sulit untuk diubah. Namun, kita dapat memulainya dengan menyadari bahwa jam dan pukul memiliki makna yang berbeda. Sebetulnya, kedua kata tersebut tidak saling bersinonim. Coba saja substitusikan kata jam pada tiga penggalan lirik lagu di atas dengan pukul. Aneh, ‘kan?
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Harrits
Rujukan:
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. “Jam dan Pukul”. Diakses pada 22 November 2020.
- Kumala, Aprilia. 2018. “Apa, Sih, Bedanya Jam dan Pukul dalam Perkara Waktu?”. Diakses pada 22 November 2020.
- Wening, Tyas. 2019. “Digunakan untuk Menunjukkan Waktu, Kata Jam dan Pukul Maknanya Beda Lo!”. Diakses pada 22 November 2020.