Konjungsi Koordinatif, Korelatif, Subordinatif, dan Antarkalimat

oleh Yudhistira
Ilustrasi Konjungsi Koordinatif, Korelatif, Subordinatif, dan Antarkalimat

Konjungsi disebut juga kata hubung. Sebagai salah satu kategori kata tugas, konjungsi berfungsi untuk menghubungkan dua satuan bahasa (kata, frasa, dan klausa), baik yang setara maupun yang tidak. Berdasarkan perilaku sintaksisnya, konjungsi terbagi menjadi konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif, dan antarkalimat.

 

Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinatif adalah penghubung dua unsur atau lebih yang setara. Berikut adalah daftar konjungsi koordinatif beserta fungsinya.

  1. Dan: penanda penambahan
  2. Atau: penanda pemilihan
  3. Melainkan: penanda perlawanan
  4. Padahal: penanda pertentangan
  5. Sedangkan: penanda pertentangan
  6. Serta: penanda pendampingan
  7. Tetapi: penanda perlawanan
  8. Dan/atau: penanda jumlah atau pilihan

 

Konjungsi Korelatif

Konjungsi ini memuat dua konjungsi yang berpasangan untuk menghubungkan dua unsur yang sederajat.

  1. Baik … maupun ….
  2. Tidak hanya …, tetapi juga ….
  3. Bukan hanya …, melainkan juga ….
  4. Demikian … sehingga ….
  5. Sedemikian rupa sehingga ….
  6. Apa(kah) … atau ….
  7. Entah … entah ….
  8. Jangankan …, … pun ….

 

Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif menghubungkan dua unsur atau lebih yang tidak setaraf.

  1. Subordinatif Waktu
  2. Menunjukkan awal peristiwa: sejak, sedari, dan semenjak.
  3. Menunjukkan awal peristiwa yang ditandai dengan peristiwa lain: begitu, demi, ketika, sambil, selagi, selama, sementara, seraya, tatkala, dan sewaktu.
  4. Menunjukkan awal peristiwa yang didahului dengan peristiwa lain: setelah, sebelum, sesudah, sehabis, selesai, dan seusai.
  5. Menunjukkan lamanya peristiwa yang ditandai dengan peristiwa tertentu: hingga dan sampai.
  6. Subordinatif Syarat: asal(kan), apabila, jika, jikalau, kalau, dan manakala.
  7. Subordinatif Pengandaian: andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya, dan andai kata.
  8. Subordinatif Tujuan: agar, biar, dan supaya.
  9. Subordinatif Konsesif: biarpun, kendati(pun), meski(pun), sekalipun, sungguhpun, dan walau(pun).
  10. Subordinatif Pembandingan: alih-alih, daripada, ibarat, laksana, seakan-akan, sebagai, sebagaimana, seolah-olah, dan seperti.
  11. Subordinatif Sebab: karena, sebab, oleh karena, dan oleh sebab.
  12. Subordinatif Hasil: maka(nya), sehingga, dan sampai(-sampai).
  13. Subordinatif Alat: dengan dan tanpa.
  14. Subordinatif Cara: dengan dan tanpa.
  15. Subordinatif Komplementasi: bahwa.
  16. Subordinatif Atributif: yang.
  17. Subordinatif Perbandingan: … sama …. dengan dan … lebih dari …. atau dari(pada).

 

Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi ini adalah penghubung antarkalimat. Oleh karena itu, konjungsi ini digunakan pada awal kalimat baru dan diikuti tanda koma. Berikut adalah jenis-jenis konjungsi antarkalimat beserta beberapa contohnya.

  1. Keadaan Pertentangan: Biarpun demikian, sekalipun demikian, dan walaupun begitu.
  2. Keadaan Lanjutan: Kemudian, sesudah itu, dan selanjutnya.
  3. Keadaan Lain: Tambahan pula, lagi pula, dan selain itu
  4. Keadaan Kebalikan: Sebaliknya.
  5. Keadaan Sebenarnya: Sesungguhnya dan sebenarnya.
  6. Keadaan Penegasan: Bahkan dan malah(han).
  7. Keadaan Pertentangan: Akan tetapi dan namun.
  8. Keadaan Eksklusif dan Inklusif: Kecuali itu dan di samping itu.
  9. Keadaan Akibat: Oleh karena itu dan oleh sebab itu.
  10. Keadaan Sebelumnya: Sebelum itu.

Sering kali, saya menemukan penggunaan konjungsi dalam sebuah tulisan yang tidak sesuai dengan fungsinya. Semoga lewat tulisan ini, Kerabat Nara bisa memanfaatkan kata hubung dengan tepat.

 

Rujukan:

Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar