Tanda Koma sebelum “Dan”
Saya lihat, pada beberapa kiriman di media sosial Narabahasa, banyak Kerabat Nara yang masih bingung soal penggunaan tanda koma dalam pemerincian. Terkadang, muncul pertanyaan, seperti, Nara, sebelum dan memangnya harus ada tanda koma, ya? Pada lain waktu, ada pula yang bertanya, Mengapa kita perlu membubuhkan tanda koma sebelum kata dan atau atau?
Perlu diketahui, bahasa Indonesia mengikuti asas koma serial atau koma Oxford. Berarti, sebelum kata dan, atau, serta, juga, dan kata lain yang bertindak sebagai konjungsi koordinatif dalam pemerincian, kita membutuhkan tanda baca koma. Perhatikan contoh berikut.
- Saya pergi ke toko buku untuk membeli bolpoin, pensil, dan penghapus.
- Kami makan siang bersama para wartawan, selebritas, dan eksekutif perusahaan.
- Saya mencintai orang tua saya, Hermawan, dan Herlina.
Barangkali, Kerabat Nara mengalami kebingungan saat menuliskan tanda koma dalam pemerincian karena sering membaca berita dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris, banyak jurnalis yang memanfaatkan pedoman AP Stylebook. Pada pedoman ini, penggunaan koma dalam pemerincian tidak diwajibkan.
- Saya pergi ke toko buku untuk membeli bolpoin, pensil dan penghapus.
- Kami makan siang bersama para wartawan, selebritas dan eksekutif perusahaan.
- Saya mencintai orang tua saya, Hermawan dan Herlina.
Untung saja, kita berpegangan pada kaidah koma serial. Jika tidak, makna kalimat ketiga dapat disalahartikan. Bisa-bisa, orang tua saya dianggap memiliki nama Hermawan dan Herlina.
Semoga setelah ini Kerabat Nara tidak bingung lagi, ya.
Rujukan:
- Edwards, Ann. “What Is the Oxford Comma (or Serial Comma)?”. Diakses pada 14 Maret 2021.
- Lanin, Ivan. 2015. “Untuk tulisan bahasa Indonesia, pakailah koma serial”. Diakses pada 14 Maret 2021.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Daftar Tag:
Artikel Terkait
Artikel & Berita Terbaru
- Perbedaan Pantomim dan Mime
- Tabah ke-145 bersama Alfan, Harapan III Duta Bahasa Nasional 2023
- Pelatihan Griyaan untuk DJKI: Belajar Menulis Berita yang Efektif
- Hadapi Tantangan Menyusun Laporan Tahunan bersama Narabahasa
- Tabah ke-144 bersama Luthfi, Harapan II Duta Bahasa Nasional 2023
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi