Saya lihat, pada beberapa kiriman di media sosial Narabahasa, banyak Kerabat Nara yang masih bingung soal penggunaan tanda koma dalam pemerincian. Terkadang, muncul pertanyaan, seperti, Nara, sebelum dan memangnya harus ada tanda koma, ya? Pada lain waktu, ada pula yang bertanya, Mengapa kita perlu membubuhkan tanda koma sebelum kata dan atau atau?

Perlu diketahui, bahasa Indonesia mengikuti asas koma serial atau koma Oxford. Berarti, sebelum kata dan, atau, serta, juga, dan kata lain yang bertindak sebagai konjungsi koordinatif dalam pemerincian, kita membutuhkan tanda baca koma. Perhatikan contoh berikut.

  1. Saya pergi ke toko buku untuk membeli bolpoin, pensil, dan penghapus.
  2. Kami makan siang bersama para wartawan, selebritas, dan eksekutif perusahaan.
  3. Saya mencintai orang tua saya, Hermawan, dan Herlina.

Barangkali, Kerabat Nara mengalami kebingungan saat menuliskan tanda koma dalam pemerincian karena sering membaca berita dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris, banyak jurnalis yang memanfaatkan pedoman AP Stylebook. Pada pedoman ini, penggunaan koma dalam pemerincian tidak diwajibkan.

  1. Saya pergi ke toko buku untuk membeli bolpoin, pensil dan penghapus.
  2. Kami makan siang bersama para wartawan, selebritas dan eksekutif perusahaan.
  3. Saya mencintai orang tua saya, Hermawan dan Herlina.

Untung saja, kita berpegangan pada kaidah koma serial. Jika tidak, makna kalimat ketiga dapat disalahartikan. Bisa-bisa, orang tua saya dianggap memiliki nama Hermawan dan Herlina.

Semoga setelah ini Kerabat Nara tidak bingung lagi, ya.

 

Rujukan:

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin