EYD Hidup Kembali

oleh Yudhistira
Ilustrasi buku pedoman EYD

Sebelumnya saya sudah pernah menjelaskan peta perjalanan ejaan bahasa Indonesia. Pada artikel yang saya tulis 18 Agustus 2021 itu, ejaan yang berlaku ialah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). EBI berlaku sejak 2015 untuk menggantikan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

Namun, pada 16 Agustus 2022, EYD kembali dihidupkan, tepat 50 tahun sejak pertama kali EYD ditetapkan pada 1972. E. Aminudin Azis selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), menyatakan bahwa nama EYD lebih populer di masyarakat ketimbang EBI ataupun Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Peresmian EYD—yang saat ini disebut EYD Edisi V—mengusung tiga perubahan mendasar. Apa saja?

Penambahan Monoftong

Monoftong adalah dua huruf vokal yang bergabung sebagai satu vokal tunggal. Terdapat monoftong baru dalam EYD Edisi V, yakni eu yang dilambangkan dengan [ɘ] dalam kata eurih, seudati, dan sadeu.

Penulisan Bentuk Maha

Pada PUEBI, bentuk maha- yang diikuti kata dasar pengacu nama atau sifat Tuhan, kecuali esa, ditulis serangkai. Sementara itu, berdasarkan EYD Edisi V, bentuk maha- yang diikuti kata dengan makna ketuhanan ditulis terpisah. Contohnya ialah Maha Kuasa, Maha Suci, dan Maha Pengampun.

Tanda Titik Daftar Pustaka 

PUEBI mengatur tanda titik sebagai pungtuasi yang memisahkan nama penulis, tahun, dan judul rujukan dalam daftar pustaka. Pada lain sisi, EYD Edisi V tidak mengatur ketentuan ini. Pasalnya, penggunaan tanda baca dalam daftar pustaka akan diatur dalam pedoman teknis penulisan karya ilmiah.

Buat saya, itulah tiga unsur yang secara signifikan membedakan PUEBI dan EYD Edisi V. Pada Oktober 2022 nanti, perubahan dalam EYD Edisi V akan diterapkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Saya setuju bahwa nama EYD lebih populer dibanding EBI dan PUEBI. Tentu hal ini tidak terpisahkan dari usia EYD yang lebih panjang. Beberapa teman saya bahkan tidak tahu apa itu EBI atau PUEBI.

Sayangnya, belum ada artikel atau dokumen resmi dari Kemdikbudristek yang memaparkan perbedaan antara EBI dan EYD. Untuk mengetahui perubahan EBI menjadi EYD Edisi V, kita harus membaca artikel media massa atau membandingkan EBI dan EYD Edisi V secara mandiri.

#EBI #EYD

Rujukan:

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar