Tanda koma adalah tanda baca penjeda multiguna. Ia menunjukkan jeda terkecil pada struktur kalimat. Tanda koma digunakan untuk memisahkan (1) klausa dan konjungsi, (2) keterangan, (3) petikan langsung, (4) perincian, (5) rangkaian unsur, serta (6) kata seru dan sapaan. Selain itu, tanda koma juga digunakan sebagai pemisah desimal pada angka.
Pemisah Klausa dan Konjungsi
Tanda koma dipakai untuk memisahkan klausa pada (1) kalimat majemuk dengan hubungan pertentangan atau perlawanan dan (2) kalimat kompleks ketika anak kalimat terletak sebelum induk kalimat. Tanda koma juga dipakai sesudah konjungsi antarkalimat yang terletak pada awal kalimat.
Konjungsi koordinatif yang memiliki hubungan pertentangan atau perlawanan adalah sedangkan, padahal, tetapi, dan melainkan. Keempat konjungsi itu diberi tanda koma sebelumnya. Sebaliknya, tiga konjungsi koordinatif lain—dan, serta, dan atau—tidak diberi koma sebelumnya ketika menghubungkan dua klausa. Contohnya sebagai berikut.
- Saya membaca, sedangkan dia menulis.
- Saya membaca dan dia menulis.
Kalimat kompleks, yang disebut juga kalimat majemuk bertingkat, terdiri atas dua klausa yang salah satu klausanya (klausa subordinatif atau anak kalimat) menjadi bagian dari yang lain (klausa utama atau induk kalimat). Ketika induk kalimat terletak sebelum anak kalimat, tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan kedua bagian itu. Sebaliknya, tanda koma diberikan ketika anak kalimat terletak sebelum induk kalimat. Contohnya sebagai berikut.
- Saya membaca karena dia menulis.
- Karena dia menulis, saya membaca.
Ketika kalimat diawali konjungsi antarkalimat, konjungsi itu diikuti dengan tanda koma untuk memisahkannya dengan bagian lain dari kalimat. Contohnya sebagai berikut.
- Saya datang ke rumahnya. Akan tetapi, ia tidak ada di rumah.
- Saya membaca surat itu. Selanjutnya, saya menulis surat balasan.
Pemisah Keterangan
Ketika diletakkan pada awal kalimat, keterangan dapat (tidak harus) diikuti tanda koma untuk menghindari salah pengertian. Contohnya sebagai berikut.
- Kita dapat memanfaatkan bahasa daerah dalam pengembangan bahasa.
- Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
- Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Pada ketiga contoh di atas, bagian dengan huruf miring merupakan keterangan kalimat. Kalimat 1 meletakkan keterangan pada akhir kalimat, sedangkan kalimat 2 dan 3 pada awal kalimat. Pada kalimat 2, ketiadaan tanda koma dapat menyebabkan bahasa kita dianggap sebagai subjek.
Ketika diletakkan pada tengah kalimat, keterangan tambahan atau aposisi dibatasi dengan tanda koma. Contohnya sebagai berikut.
- Beberapa orang, salah satunya saya, menerima pendapat itu.
- Adik saya, Rina, akan berulang tahun besok.
Pada beberapa kasus, penggunaan tanda koma yang mengapit keterangan membedakan arti. Contohnya sebagai berikut.
- Adik saya, Rina, akan berulang tahun besok.
- Adik saya Rina akan berulang tahun besok.
Pada kalimat 1, pembaca sudah memahami siapa yang dimaksud dengan adik saya tanpa tambahan Rina. Sebaliknya, pada kalimat 2, kalimat dianggap tidak jelas tanpa adanya tambahan Rina. Sebagai penyederhanaan, kalimat 1 berarti adik saya hanya satu, sedangkan kalimat 2 berarti adik saya ada lebih dari satu dan yang sedang dibicarakan ialah Rina.
Pemisah Petikan Langsung
Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dengan bagian lain dari kalimat. Tanda koma diletakkan sebelum tanda petik penutup jika bagian lain dari kalimat ada sesudah petikan. Sebaliknya, tanda koma diletakkan sebelum tanda petik pembuka jika bagian yang disambungkan itu ada sebelum petikan. Contohnya sebagai berikut.
- Dinar berkata, “Kamu harus pulang.”
- “Kamu harus pulang,” kata Dinar.
- “Kamu harus pulang,” kata Dinar, “karena kakakmu sakit keras.”
Kalimat 1 menunjukkan tanda koma sebelum petikan, kalimat 2 menampilkan tanda koma sesudah petikan, sedangkan kalimat 3 mengilustrasikan gabungan tanda koma sebelum dan sesudah petikan. Pada kalimat 3, bagian karena kakakmu sakit keras diawali huruf kecil karena merupakan lanjutan dari bagian Kamu harus pulang.
Tanda koma pada kalimat 2 menggantikan tanda titik penutup kalimat pernyataan. Ketika kalimat semacam itu diakhiri tanda seru atau tanda tanya, tanda koma tidak diberikan. Contohnya sebagai berikut.
- “Kamu harus pulang!” seru Dinar.
- “Kamu harus pulang?” tanya Dinar.
Pemisah Perincian
Tanda koma memisahkan unsur perincian yang terdiri atas lebih dari dua butir. Tanda koma sebelum konjungsi pada butir terakhir perincian disebut “koma serial” atau “koma Oxford”. Beberapa pedoman gaya penulisan tidak mengharuskan pemakaian koma serial, tetapi PUEBI mengharuskan penggunaan koma itu. Contohnya sebagai berikut.
- Saya membeli mangga, pisang, dan jambu.
- Saya membeli mangga dan pisang.
Kalimat 1 memakai koma serial karena memiliki lebih dari dua butir, sedangkan kalimat 2 tidak memakai koma serial karena hanya terdiri atas dua butir.
Pemisah Rangkaian Unsur
Tanda koma dipakai di antara rangkaian unsur alamat, unsur nama wilayah, unsur nama organisasi, nama dan alamat, tempat dan tanggal, hari dan tanggal, nama dan gelar di belakang nama, serta unsur gelar di belakang nama. Contohnya sebagai berikut:
- Jalan Sudirman 4, Jakarta Selatan
- Kecamatan Waplau, Kabupaten Buru, Maluku
- Biro Umum, Sekretariat Jenderal, Kemendikbud
- Ivan Lanin, Narabahasa, Jalan Senopati 46
- Jakarta, 17 Agustus 1945
- Rabu, 24 Maret 2021
- Roni Sihombing, S.H.
- Ayu Pradewi, S.T., M.Hum.
Ketika rangkaian itu ditulis di tengah kalimat, tanda koma diberikan sebelum bagian lain dari kalimat setelah rangkaian itu. Contohnya sebagai berikut.
- Dia bertugas di Biro Umum, Kementerian Agama, sejak 2010.
- Ayah lahir di Padang, Sumatra Barat, dan merantau ke Jakarta.
- Acara diadakan pada Rabu, 24 Maret 2021, secara daring.
Pemisah Kata Seru dan Sapaan
Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata seru dan sapaan dengan bagian lain dari kalimat. Kaidah ini diterapkan karena kedua jenis kata itu tidak memiliki fungsi sintaksis khusus (subjek, predikat, dsb.). Contohnya sebagai berikut.
- Wah, kamu hebat!
- Kamu, kok, tidak membalas pesanku?
- Jangan begitu, dong!
- Pak, ini buku saya.
- Selamat pagi, Mbak.
- Ini, Dik, yang saya maksud.
Penggunaan tanda koma untuk pemisah kata sapaan juga dapat mengurangi ketaksaan makna. Coba bandingkan dua kalimat ini.
- Mari makan, Nenek.
- Mari makan Nenek.
Kalimat 1 mengajak Nenek untuk makan, sedangkan kalimat 2 mengajak orang untuk memakan Nenek. Seram!
Pemisah Desimal
Tanda koma digunakan untuk memisahkan bilangan utuh dengan pecahan, sedangkan tanda titik digunakan sebagai pemisah kelipatan ribuan. Untuk hal ini, kita mewarisi penulisan dalam bahasa Belanda yang berkebalikan dengan penulisan dalam bahasa Inggris. Contohnya sebagai berikut.
- 12,5 kg
- Rp500,25
Rujukan
- Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
- Sriyanto. 2015. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
- Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
- The University of Chicago Press. 2017. The Chicago Manual of Style. 17th Ed. Chicago: The University of Chicago Press.
#ejaan #tandabaca #tandakoma
Penulis: Ivan Lanin
Penyunting: Harrits Rizqi