Kamus kita mendefinisikan simbol sebagai ‘lambang’. Burung garuda, misalnya, adalah simbol atau lambang negara Indonesia, berbeda dengan lambang negara Jerman yang merupakan elang hitam. Setiap simbol merepresentasikan sebuah nilai atau cerita filosofis yang berkaitan dengan sejarah dan kebudayaan di suatu tempat.
Pemanfaatan simbol dalam sebuah karya seni disebut sebagai simbolisme. Emily McCrary-Ruiz-Esparza (2022) pada tulisannya menyatakan bahwa simbolisme merupakan salah satu alat yang dimanfaatkan penulis—melalui benda, gambar, tempat, warna, atau apa pun—untuk menyampaikan sebuah pesan. “Symbolism is a literary device that uses symbols to imbue meaning in a story,” tulisnya.
Dengan simbolisme, kita sebagai penulis dapat menanamkan makna tanpa perlu menjelaskan sesuatu secara detail. Hal ini dapat kita lakukan untuk menghindari tendensi menggurui pembaca. Dalam tulisannya, Emile Fromet de Rosnay mengemukakan bahwa simbolisme berupaya mengutamakan ekspresi, alih-alih komunikasi yang eksplisit. Meski begitu, tentu penggunaan simbol sebaiknya juga dipertimbangkan dengan baik apabila kita sudah menyasar pembaca tertentu. Seperti yang saya katakan sebelumnya, simbol berkaitan dengan sejarah dan kebudayaan di suatu tempat. Mungkin saja, di tempat lain, burung garuda tidaklah memaknai kekuatan.
Selain itu, lewat simbol, kita bisa menggambarkan latar suasana yang selaras dengan tujuan cerita. Misalnya, cerita mengisahkan seorang tokoh yang sering sedih hatinya. Untuk mendukung pewatakan tersebut, setiap tokoh muncul, kita dapat menghadirkan suasana gelap, awan yang mendung, hujan deras, dan sebagainya.
Kerabat Nara pernah mendengar seorang penulis yang bernama Edgar Allan Poe? Dia merupakan penyair Amerika kelahiran 1809. Salah satu karyanya yang populer adalah puisi berjudul “The Raven”. Di situ, burung gagak merepresentasikan kematian. Saking terkenalnya puisi tersebut, ketika saya bertanya kepada beberapa teman, “Tau Edgar Allan Poe, enggak?” jawaban mereka hampir senada, “Yang puisinya ‘The Raven’ itu kan?” Mungkin, bisa dibilang bahwa burung gagak sudah terasosiasi dengan Edgar Allan Poe. Memang, simbol dapat merangsang pembaca untuk mengasosiasikan sesuatu dengan sesuatu lainnya, entah objek dengan peristiwa, peristiwa dengan tokoh, bahkan objek atau peristiwa dengan nilai atau kepercayaan.
Sekarang, saya tanya lagi, apabila hujan turun pada bulan Juni, puisi siapa yang Kerabat Nara ingat?
Rujukan:
- Glatch, Sean. 2022. “Symbolism In Literature: What Symbolism Is, And How To Use It In Your Writing”. Writers.com. Diakses pada 29 Desember 2022.
- Poe, Edgar Allan. “The Raven”. Poetry Foundation. Diakses pada 29 Desember 2022.
- Rosnay, Emile Fromet de. “Symbolism”. Routledge Encyclopedia of Modernism. Diakses pada 29 Desember 2022.
- Ruiz-Esparza, Emily McCrary. 2022. “What Is Symbolism and How to Use It in Your Writing”. Written Word Media. Diakses pada 29 Desember 2022.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin