Pentingnya Perpustakaan Rumah bagi Anak-Anak

oleh Daffaul Faizah
Ilustrasi Pentingnya Perpustakaan Rumah bagi Anak-Anak

Artikel ini merupakan karya pemenang pertama Opera (Opini Kerabat Nara) 2024, sebuah lomba menulis opini yang diadakan oleh Narabahasa pada Agustus 2024.

 

Kebiasaan adalah perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang untuk hal yang sama. Dalam membentuk suatu kebiasaan, James Clear dalam bukunya Atomic Habits (2023) menawarkan empat kaidah perubahan perilaku. Salah satu kaidah tersebut adalah memperlihatkan kebiasaan. Kebiasaan sangat bergantung pada lingkungan dan petunjuk-petunjuk yang ada di depan mata. Makin nyata suatu petunjuk, makin besar kemungkinan kebiasaan untuk dilakukan.

Rumah menjadi tempat pertama dan utama bagi anak-anak dalam melakukan suatu kebiasaan. Salah satu cara untuk membentuk kebiasaan anak-anak dalam membaca di rumah adalah menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan tersebut. Perpustakaan rumah adalah lingkungan yang diperlukan anak-anak, sedangkan buku adalah petunjuk visual yang menjadi katalisator utama dalam membentuk kebiasaan membaca. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Evans dkk. (2010) dengan lebih dari 70.000 kasus di 27 kelompok masyarakat mengungkapkan bahwa perpustakaan rumah memiliki dampak besar terhadap prestasi akademis anak-anak, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Evans dkk. (2015) dengan 58.944 responden di 31 kelompok masyarakat. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa perpustakaan rumah juga dapat membuat karier anak-anak lebih baik daripada orang tuanya, terutama bagi anak-anak yang berasal dari negara berkembang. Dengan demikian, perpustakaan rumah dapat memberikan dampak positif terhadap pendidikan dan pekerjaan anak-anak di kemudian hari.

Ada dua cara untuk membuat perpustakaan rumah, yaitu cara sederhana dan kompleks. Cara yang sederhana adalah dengan meletakkan rak buku di tempat yang sering dilihat oleh anak-anak. Misalnya, rak buku yang diletakkan di kamar tidur memungkinkan anak-anak untuk mengambil buku ceritanya sendiri, yang kemudian dapat dibacakan oleh orang tua sebelum tidur. Sementara itu, cara yang lebih kompleks adalah menyediakan ruangan khusus sebagai perpustakaan. Penggunaan satu ruangan untuk satu kegunaan akan lebih efektif dalam membentuk sebuah kebiasaan.

Peran orang tua menjadi faktor terpenting dalam memfungsikan perpustakaan rumah secara optimal. Orang tua harus menyediakan buku-buku yang menarik bagi anak-anak, seperti buku cerita bergambar dan komik. Dalam memilih buku, orang tua juga dapat meminta saran kepada guru dan pustakawan. Komunitas juga menjadi salah satu sarana bagi orang tua untuk berdiskusi tentang buku anak-anak. Selain itu, orang tua dapat memberikan hak kepada anak-anak untuk memilih buku bacaannya sendiri. Biasanya, anak-anak cenderung menyukai dan menyelesaikan buku yang mereka pilih sendiri.

Perpustakaan rumah juga berpengaruh terhadap kesehatan mental anak. Makin mudah anak-anak dalam mengakses buku, makin tinggi pula minat mereka dalam membaca buku. Anak-anak yang memiliki bukunya sendiri juga cenderung lebih ceria dan bangga terhadap dirinya. Selain itu, perpustakaan rumah juga dapat membantu membangun ikatan emosional antara orang tua dan anak. Kehadiran perpustakaan rumah dapat menjadi sumber bahan bacaan, media belajar, tempat rekreasi, sarana pendidikan kultural, dan tempat pendidikan karakter bagi anak-anak (Rohana, 2022). 

Sayangnya, tidak semua keluarga dapat membuat perpustakaan rumah sendiri. Hambatan utamanya adalah faktor ekonomi. Membeli buku saja terkadang sangat memberatkan, apalagi membuat sebuah perpustakaan. Beberapa alternatif lain dapat dilakukan oleh pihak pemerintah dan sekolah. Pemerintah dapat memberikan buku-buku gratis kepada anak-anak dengan latar belakang keluarga berpenghasilan rendah. Buku-buku yang disediakan tidak hanya buku pelajaran, tetapi juga buku bacaan yang menarik minat anak-anak untuk membaca. Sekolah dan perpustakaan daerah juga dapat memberikan fasilitas peminjaman buku secara gratis. Membawa buku ke rumah dapat memberikan pengalaman positif yang berbeda bagi anak-anak.

Catatan penting yang perlu diperhatikan oleh pihak pemerintah dan sekolah adalah penyelenggaraan sosialisasi tentang pentingnya menumbuhkan kebiasaan membaca sejak dini, terutama kepada masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Sosialisasi ini bertujuan bukan sekadar memberi tahu, melainkan juga menumbuhkan motivasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya perpustakaan rumah. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan kemudahan akses buku bagi anak-anak demi mewujudkan generasi emas di masa mendatang.

 

Referensi

Clear, J. 2023. Atomic Habits. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.

Evans, M.D.R., Kelley, J., Sikora, J., & Treiman, D.J. 2010. “Family scholarly culture and educational success: Books and schooling in 27 nations”. Elseiver, 28(2), 171–197.

Evans, M.D.R., Kelley, J., Sikora, J., & Treiman, D.J. 2015. “Scholarly culture and occupational success in 31 societies”. Brill, 14, 176–218.

Rohana. 2022. “Peran home library dalam meningkatkan literasi anak (Studi home library dosen di Universitas Muhammadiyah Mataram”. Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi (JIPI), 7(2), 299–310.

 

Penulis: Daffaul Faizah
Penyunting: Nesti Magdalena

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar