Kali ini, kita akan memasuki salah satu kajian linguistik, yaitu kajian terapan. Linguistik terapan adalah cabang linguistik yang secara khusus memanfaatkan berbagai teori, metode, dan temuan linguistik lainnya untuk memecahkan berbagai masalah kebahasaan. Menurut pemaparan Kridalaksana (2008), linguistik terapan diaplikasikan untuk aneka keperluan praktis. Berikut saya uraikan secara ringkas beberapa bidang linguistik terapan.

Pengajaran Bahasa

Tentu saja, pengajaran bahasa tergolong ke dalam kajian linguistik terapan. Bidang ini dianggap sebagai kajian linguistik terapan yang memiliki sejarah terpanjang dan tidak akan ada habisnya untuk digali. Pengajaran bahasa berdaya jual tinggi di mata masyarakat dan berkaitan erat dengan pendidikan. Secara umum, bidang ini tergolong ke dalam dua kelompok, yaitu pengajaran bahasa ibu dan pengajaran bahasa asing.

Penerjemahan

Penerjemahan juga menjadi salah satu bidang yang termasuk ke dalam kajian linguistik terapan. Jika dipikir-pikir, perjalanan iptek memang tidak bisa dipisahkan dari penerjemahan. Bahkan, jalinan hubungan internasional antarnegara yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan global pun tidak mungkin terwujud tanpa adanya upaya penerjemahan. 

Perkamusan

Ternyata, pada mulanya kamus disusun untuk memuluskan efektivitas kegiatan misionaris dan perdagangan. Pada abad ke-17, produksi kamus dinilai sangat tinggi sejalan dengan angka mobilitas masyarakat yang semakin meningkat. Barulah seiring berjalannya waktu, kamus ekabahasa dan istilah lahir. Kerabat Nara bisa mengetahui jenis-jenis kamus pada artikel “Jenis-Jenis Kamus”.

Linguistik Forensik

Kajian linguistik forensik mulai marak pada 1980-an. Bidang ini memiliki keterkaitan dengan ranah hukum. Para ahli linguistik forensik bertugas untuk menyediakan dan menganalisis komponen bahasa sebagai bukti investigasi. Dalam perkembangannya, banyak pengacara yang kemudian setuju bahwa kehadiran ahli linguistik forensik mampu membantu mereka dalam persidangan.

Terapi Wicara

Bidang ini berfokus untuk melatih orang-orang yang memiliki kesulitan atau mengalami gangguan dalam berbicara. Biasanya, gangguan dalam berbicara meliputi kondisi gagap, pelat, latah, bahkan kebiasaan berujar yang terlalu cepat, volume suara yang terlalu kecil, dan sebagainya. Lebih dari itu, beberapa profesional terapi wicara juga dididik untuk membantu pasien yang sedang dalam pemulihan strok. Dalam pekerjaannya, seorang terapi wicara wajib memiliki pengetahuan seputar anatomi dan patologi alat ucap serta merancang kerangka terapi dengan dibantu oleh ahli saraf serta neurolinguistik.

Grafologi

Berdasarkan Kamus Linguistik Edisi Keempat (2008), grafologi adalah ilmu tentang tulisan. Namun, jika ditilik lebih dalam, grafologi adalah kajian mengenai sistem simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan bahasa dalam bentuk tertulis. Grafologi membahas ortografi, sistem ejaan yang disepakati oleh sebuah bahasa; stenografi, sistem penulisan secara singkat dan cepat; kriptografi, sistem penulisan pesan-pesan rahasia; paedografi, sistem penulisan yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak dalam belajar membaca; serta teknografi, sistem penulisan hal-hal khusus untuk kepentingan ilmu pengetahuan lain.

Linguistik Edukasional

Pada awalnya, linguistik edukasional dimanfaatkan dalam pengajaran bahasa ibu sebagai bahasa pengantar di tingkat pendidikan. Namun, barangkali sejalan dengan semangat persatuan, sekarang linguistik edukasional yang sering disebut juga sebagai linguistik pedagogis ini lebih berfokus pada pemanfaatan bahasa nasional sebagai medium pengantar dalam dunia pedagogis.

Perencanaan Bahasa

Penerapan linguistik edukasional bertalian erat dengan perencanaan bahasa, yakni sebuah cetak biru dari lembaga pemerintah untuk menjemput masa depan yang baik bagi bahasa Indonesia. Lembaga pemerintah yang berkewenangan dalam melakukan dan menjalankan perencanaan bahasa adalah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Mereka berhak untuk menentukan ragam baku dan takbaku, pemutakhiran kamus, penyerapan kosakata asing, dan sebagainya.

Kita bisa lihat, sebetulnya, bidang-bidang di dalam kajian linguistik terapan saling berhubungan. Perencanaan bahasa, misalnya, tidak akan terlaksana dengan baik tanpa pengajaran bahasa dan penerapan linguistik edukasional yang optimal. Ortografi pun turut serta di dalamnya. Lebih dari itu, kamus dwibahasa mesti selaras dengan bidang penerjemahan. 

Kita perlu tahu juga bahwa linguistik terapan berbeda dengan linguistik interdisiplin yang secara terang-terangan bersentuhan dengan bidang pengetahuan lain, seperti sosiologi, antropologi, dan psikologi

 

Rujukan:

  • Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Kushartanti, dkk. (ed). 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin