
Belajar Ejaan dari Buku Ini
Pertanyaan seputar ejaan bahasa Indonesia tidak henti-hentinya terlontarkan. Mungkin Kerabat Nara akan membuka Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau kamus ketika hendak mengecek ejaan. Namun, selain dua rujukan tersebut, ada satu referensi lain yang dapat membantu kita dalam mempelajari ejaan bahasa Indonesia, yakni Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan. Buku ini ditulis oleh Sriyanto dan diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Sebelum mempelajari pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan, Sriyanto mengajak pembaca untuk mengetahui sejarah ejaan bahasa Indonesia. Dalam bab pendahuluan ini, sang penulis juga membeberkan perbedaan Ejaan Ophuijsen, Ejaan Republik, dan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Bab ini lantas ditutup dengan penjelasan mengenai ejaan dan transliterasi.
Bab dua berjudul “Pemakaian Huruf”. Di sini, Sriyanto memaparkan bunyi vokal, konsonan, diftong, dan gabungan huruf konsonan dalam bahasa Indonesia. Dalam bab ini pula dijelaskan penggunaan huruf kapital. Tahukah Kerabat Nara perbedaan antara sekolah dasar dan Sekolah Dasar?
Pada bab berikutnya, yaitu “Penulisan Kata”, kita akan menyerap informasi mengenai penulisan kata turunan, kata ulang, gabungan kata berimbuhan, kata ganti, kata depan, kata sandang, dan partikel. Ada pula pemaparan mengenai unsur-unsur terikat, seperti antar-, sub-, tuna-, nara-, pasca-, pra-, dwi-, non-, manca-, semi-, dan multi-. Penjelasan yang paling saya suka dalam bab ini adalah mengenai penggunaan kata keluar dan ke luar serta sekalipun dan sekali pun; juga perbedaan singkatan dan akronim.
Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan kemudian dilanjutkan dengan bab “Pemakaian Tanda Baca”. Fungsi tanda titik, koma, titik koma, dan titik dua dapat kita temukan dalam bab ini. Terlebih, Sriyanto juga menjelaskan cara menggunakan tanda pisah, tanda hubung, tanda tanya, tanda seru, tanda petik, tanda elipsis, tanda miring, tanda kurung, tanda garis miring, dan tanda apostrof. Buku ini lantas ditutup dengan bab “Penulisan Unsur Serapan”. Secara sekilas, kita dapat mengetahui prosedur penyerapan dan pengindonesiaan kata asing.
Salah satu kelebihan buku ini, menurut saya, adalah pemaparan teori dengan contoh-contoh yang mudah dipahami. Sriyanto mengangkat fenomena keseharian, mengaitkannya dengan logika serta ilmu kebahasaan, dan menerangkannya lewat model kalimat. Saya rasa, buku ini cocok untuk dibaca oleh siapa pun yang bergelut dalam bidang kebahasaan. Bahkan, Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan dapat menjadi pengantar bagi pemula dan menjadi pegangan untuk para ahli.
Silakan unduh Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan secara gratis di sini: https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/penyuluhan.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Bagaimana tanggapan Kerabat Nara?
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Artikel & Berita Terbaru
- Keterampilan yang Dibutuhkan Penulis Wara
- Empat Unsur Gramatika sebagai Kunci Kemampuan Menata Tulisan
- Bahan Pertimbangan sebelum Mengirim Artikel ke Jurnal
- Bjir dan Bjrot
- Penulisan Infografik yang Mencakup Semua Hal
- Berbahasa Indonesia, Sulit atau Mudah?
- Pola Frasa dalam Bahasa Kita
- Kelas Perdana Penulisan Skenario dalam Produksi Video
- Penulisan Mikrokopi UX yang Ramah Pengguna
- Kiat Penyusunan Dokumen untuk Konsultan Proxsis
- Penyunting yang Tak Sama dengan Penguji Baca
- Mengenal Penulisan Artikel dan Esai Lebih Dalam