Menguasai Dunia dengan Bahasa?

oleh Yudhistira
Ilustrasi Menguasai Dunia dengan Bahasa

Mungkin, kata menguasai memiliki kesan yang kejam. Penjajahan, kesewenang-wenangan, bahkan kekerasan dalam rumah tangga bersangkutan dengan kekuasaan. Tidak perlu disangkal, kita sama-sama tahu bahwa bahasa pun turut serta dalam praktik-praktik tersebut.

Narabahasa memiliki visi yang berbunyi “Kuasai bahasa, kuasai dunia”. Jangan berburuk sangka. Visi tersebut tidak berhubungan dengan contoh-contoh yang saya sebutkan sebelumnya. Justru sebaliknya, dengan menguasai bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi, sarana untuk berekspresi, dan instrumen untuk merawat kesalingan, kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik.

Saya pernah membaca satu kutipan dari Nelson Mandela, yaitu “If you talk to a man in a language he understands, that goes to his head. If you talk to him in his own language, that goes to his heart.” Sebetulnya, kutipan tersebut merupakan parafrasa. Yang sebetulnya diucapkan oleh Mandela ialah sebagai berikut.

Because when you speak a language, English, well many people understand you, including Afrikaners, but when you speak Afrikaans, you know you go straight to their hearts.

Pernyataan Mandela tidak terpisahkan dari pengalamannya ketika dipenjara di Pulau Robben. Di sana, Mandela mempelajari bahasa Afrikans dalam rangka mengenal para sipir. Lebih dari itu, Mandela bahkan membaca buku-buku dan mendalami tradisi penindasnya. Lewat bahasa, Mandela memenangkan hati para sipir di penjara Pulau Robben. Beliau belajar dan menguasai bahasa untuk bernegosiasi lalu berjuang demi menggulingkan rezim apartheid.

Dari kisah Nelson Mandela, saya makin yakin bahwa bahasa memang merupakan jendela, bahkan pintu dunia. Anggaplah dunia sebagai rumah. Bekal kita untuk bertualang ke luar ialah bahasa Indonesia. Kita yang berani membuka, mempelajari, dan menguasainya bisa makin yakin dalam melangkah. Hal itu pernah dikatakan pula oleh Anton Moeliono, yakni penguasaan kata dan makna mampu meningkatkan rasa percaya diri seorang pengguna bahasa. Dengan begitu, muruah bahasa serta bangsa Indonesia di dunia tidak akan diremehkan lagi. Bahkan lebih dari itu, seperti Nelson Mandela, kita bisa berkontribusi untuk membangun dunia sebagai tempat yang lebih baik.

 

Rujukan:

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Dessy Irawan

Anda mungkin tertarik membaca

2 komentar

Claire Nguyen 2 Desember 2025 - 18:56

Hello narabahasa.id,

You’re providing high-quality content for your readers.

By the way, I know a cool service that can make your website more engaging. It’s an AI-powered platform that turns concepts into fun, shareable doodle videos in just a few clicks. No technical or design skills are needed.

Whether you’re a small business owner, this tool helps you simplify complex ideas visually. Imagine your ideas coming to life in a fun and visual way.

Plus, these videos are great for promoting your services online, and they’re also a professional way to impress audiences during meetings or talks.

Check it out here: https://tinyurl.com/instadvideo

I thought this might be something your visitors would enjoy. It’s perfect for anyone looking to stand out online.

Thank you for your time, and wishing you continued success with your content.

Balas
RenataWroky 30 November 2025 - 15:04

I used to struggle so much with staying productive and breaking bad habits—until I found a method that actually works.

There’s so much noise out there about habit formation and behavior change, but this book breaks it down into something simple, doable, and effective.

What makes this book different is that it focuses on minimum viable habits—just tiny actions that remove resistance and help you stick with real goals over time.

You can read more and get the book here:
https://www.hotelreceptionisttraining.com/2025/05/mini-habits-major-results-simple-proven.html

If you’re ready to stop struggling with willpower and start seeing results through smart, simple steps—this might be the proven way you’ve been waiting for.
This book changed the way I think about habit formation—and honestly, it helped me change my life.

Balas

Tinggalkan Komentar