Tabik.
Baru-baru ini, Pramubahasa (sebutan untuk orang yang bekerja di Narabahasa) sedang gencar diminta mengembangkan kemampuan penulisan mereka dengan cara mengikuti kelas-kelas di luar Narabahasa. Tim pengembang produk dan pengembang media sosial, baik untuk akun dirut maupun akun utama Narabahasa, secara khusus tidak hanya diminta untuk melatih diri untuk menulis, tetapi juga menyajikan konten serta merancang pertumbuhan silabus pengajaran Narabahasa. Singkatnya, kami sedang getol belajar.
Narabahasa mempunyai berbagai kelas penulisan media sosial, mulai dari penulisan konten, penyusunan infografik, penceritaan data, hingga yang paling spesifik: penulisan wara. Yang perlu disadari, meski kami melihat kelas Narabahasa sudah cukup sempurna dalam hal penulisan dan digital, ada kekurangan yang perlu dikembangkan dari sisi pengiklanan (advertising). Kami mencari satu kelas penulisan wara (copywriting) dari dasar hingga profesional. Akhirnya, bertemulah kami dengan beberapa akun pengajaran yang dapat mencakup hal-hal yang kami butuhkan tersebut.
Secara praktis, ada satu kelas yang kami ikuti. Ichsan Andi Lubis, selaku pengajar kelas tersebut, menjelaskan tools yang dibutuhkan untuk praktek kepenulisan digital. Konten dan wara pada tiap platform digital semestinya dibuat secara berbeda karena tiap kanal mempunyai karakter warganet yang berbeda pula. Tanpa menjelaskan “apa itu penulisan dan bagaimana tulisan dapat berdampak”, Ichsan mampu menjelaskan cara kerja media sosial.
Narabahasa memutuskan menggandeng Ichsan Andi Lubis pada Kelas Luring Publik 5 Maret nanti. Bersama Ivan Lanin, kami yakin mereka dapat saling melengkapi. Terlebih, mereka memang mahir mengelola bahan ajar dengan materi kepenulisan bahasa Indonesia. Narabahasa pun sudah dikenal sebagai “ahli bahasa-Indonesia” dalam nilai jual uniknya. Di sisi lain, kelas ini diadakan untuk menyempurnakannya kembali.
Dapatkan ilmunya bersama-sama, yuk.
Salam takzim,
Thesa Nurmanarina
Sekretaris Direktur dan Spesialis Hubungan Masyarakat