Kalimat Imperatif

oleh Yudhistira
Ilustrasi Kalimat Imperatif

Salah satu ragam kalimat berdasarkan klasifikasi sintaksis adalah kalimat imperatif. Ramlan (Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis, 1987: 45) menyebut kalimat imperatif sebagai kalimat suruh. Berdasarkan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2017: 480), kalimat ini memuat permintaan yang isinya tergolong ke dalam enam jenis.

  1. Imperatif Halus

Sejumlah kata dalam bahasa Indonesia dapat digunakan untuk memperhalus perintah atau permintaan pada kalimat imperatif. Contohnya adalah tolong, coba, silakan, sudilah, dan kiranya. Selain itu, pada umumnya kita juga menggunakan partikel -lah dan afiks -kan yang melekat pada verba.

  • Tolong bantu saya.
  • Cobalah perhatian sedikit.
  • Silakan tunggu sebentar.
  • Sudilah mengunjungi saya akhir pekan ini.
  • Kiranya Bapak tidak keberatan dengan keputusan saya.
  1. Imperatif Permintaan

Berbeda dengan jenis sebelumnya, kalimat imperatif permintaan memiliki kesan yang lebih tegas. Bahkan, Moeliono dkk. mengatakan bahwa kalimat imperatif permintaan yang pendek dapat terkesan kasar. Contoh kata yang menandakan imperatif permintaan adalah mohon dan minta.

  • Saya minta perhatian kalian.
  • Mohon tandatangani surat ini.

Jenis ini juga dapat berbentuk seperti contoh berikut.

  • Keluar!
  • Minggir!
  1. Imperatif Ajakan dan Harapan

Kalimat imperatif ajakan sering ditandai lewat kata ayo, ayolah, mari, atau marilah.

  • Ayo masuk!
  • Ayolah, berangkat!

Sementara itu, kalimat imperatif harapan umumnya ditandai dengan kata harap dan hendaknya.

  • Harap baris dengan tertib.
  • Hendaknya kamu bisa mengerti.
  1. Imperatif Larangan

Kalimat ini lazim diawali dengan jangan, janganlah, dan dilarang.

  • Jangan buang sampah sembarangan!
  • Janganlah makan sambil berjalan!
  • Dilarang merokok.
  1. Imperatif Peringatan

Kalimat imperatif peringatan biasa digunakan dengan awalan awas dan hati-hati.

  • Awas anjing galak.
  • Hati-hati anjing galak.
  1. Imperatif Pembiaran

Jenis kalimat ini digunakan ketika pembicara meminta kawan bicaranya untuk membiarkan sesuatu terjadi.

  • Biarkan mereka menanggung akibatnya.
  • Terserah kalian saja. 

 

Rujukan: 

  • Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
  • Ramlan, M. 1987. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

 

Anda mungkin tertarik membaca

1 komentar

EH 31 Januari 2021 - 12:20

Mantap, Mas Yudhis dan Narabahasa.

Balas

Tinggalkan Komentar