Pada artikel sebelumnya, kita telah mengenal inversi sebagai salah satu konstruksi kalimat. Kali ini, saya akan menguraikan konstruksi kalimat lainnya, yaitu pengedepanan.

Pengedepanan adalah pemindahan unsur kalimat tertentu dari tempat yang biasa ke bagian awal kalimat. Pengedepanan dilakukan untuk memindahkan frasa keterangan takrif agar peran tematis (sasaran) dan fungsi sintaksis unsur subjek dapat sejajar. Pengedepanan ini akan membentuk konstruksi kalimat pasif (pemasifan). Perhatikan contoh berikut ini.

  • Dia mengerjakan tugas kuliah itu sejak kemarin. (pola dasar)
  • Tugas kuliah itu dia kerjakan sejak kemarin. (pengedepanan/pemasifan)

Pada poin satu, kalimat yang disajikan adalah kalimat pola dasar yang mengandung subjek (dia), predikat (mengerjakan), objek (tugas), pelengkap (kuliah itu) dan keterangan (sejak kemarin). Sementara pada poin dua, konstruksi kalimat diubah melalui pengedepanan dengan menempatkan frasa nominal tugas kuliah itu yang bersifat takrif sebagai subjek. 

Selain itu, ada pula pengedepanan frasa verbal takrif seperti pada contoh di bawah ini.

  • Kami masih mencari petunjuk terkait kasus tersebut.
  • Terkait kasus tersebut, kami masih mencari petunjuk. 

Pengedepanan juga sering digunakan untuk memperkenalkan kembali topik yang telah dibicarakan sebelumnya atau biasa disebut topikalisasi. Bentuk umum yang digunakan untuk topikalisasi adalah kata atau frasa verbal mengenai, tentang, berbicara mengenai/tentang

  • Mengenai penundaan konser tunggal Slipknot, pihak promotor belum bisa memberikan komentar.
  • Berbicara tentang pandemi COVID-19 yang tak kunjung reda, pemerintah seharusnya bisa mengimbau masyarakat untuk terus tetap berada di rumah selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.

 

Rujukan:

Moeliono, Anton. M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin