Ciri-Ciri Sintaksis Nomina

oleh Narabahasa
Ilustrasi Ciri-Ciri Sintaksis Nomina

Nomina adalah salah satu kelas kata utama. Dalam berujar dan menulis, kelas kata ini sering sekali kita gunakan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui ciri-ciri sintaksis nomina sehingga ia dapat dimanfaatkan secara tepat.

Ciri pertama nomina yang paling mudah untuk diidentifikasi adalah fungsinya sebagai subjek. Umumnya, nomina terletak pada awal kalimat. Perhatikan contoh berikut.

  1. Bapak belum pulang dari semalam.
  2. Polisi menilang kendaraan yang melanggar lampu lalu lintas.
  3. Gina pergi ke warung untuk membeli sabun.

Bapak, polisi, dan Gina merupakan nomina persona.

Kemudian, nomina pun dapat diikuti dengan kata atau frasa dari kategori lain seperti berikut.

  1. Rumah dikontrakkan tanpa perantara.
  2. Orang yang berbudi pasti suka berbagi.
  3. Malam pertama adalah momen yang paling ia nantikan.

Dikontrakkan, yang berbudi, dan pertama adalah verba, frasa adjektival, dan numeralia yang melekat pada subjek nomina.

Selain itu, nomina juga dapat ditegaskan melalui demonstrativa ini dan itu.

  1. Rumah ini dikontrakkan tanpa perantara.
  2. Orang itu pasti suka berbagi.

Satu ciri lain yang saya rasa acap dilupakan ialah perihal bentuk ingkar. Nomina memiliki bentuk ingkar bukan. Contohnya, bukan rumah, bukan orang, dan bukan polisi. Kridalaksana (2005) bahkan secara gamblang menuliskan bahwa nomina adalah kategori gramatikal yang tidak dapat bergabung dengan tidak.

Perlu diketahui, nomina tidak hanya berfungsi sebagai subjek. Objek, pelengkap, keterangan atau adverbial, dan predikat pun dapat diisi oleh nomina. Perhatikan contoh berikut.

  1. Manchester United baru saja memboyong seorang gelandang tengah yang kreatif.
  2. Petani mulai enggan bertanam padi.
  3. Saya akan pulang pada Sabtu malam.
  4. Gina murid terpandai di kelas 10 A.

Pada keempat contoh tersebut, seorang gelandang tengah merupakan objek, padi adalah pelengkap, Sabtu malam berdiri sebagai keterangan, dan murid terpandai mengisi gatra predikat.

 

Rujukan:

  • Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
  • Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar