Membandingkan Makna “Passion” dan “Renjana”
Beberapa dari Kerabat Nara mungkin sudah tahu bahwa renjana adalah padanan kata passion. Saya lihat, sejumlah media massa mulai menggunakan kata ini dalam tulisan-tulisan yang mereka produksi. Lebih dari itu, netizen sudah cukup fasih menggunakan kata ini.
Dalam KBBI, renjana adalah rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dan sebagainya). Kemudian, kata turunan berenjana mempunyai makna ‘memiliki rasa hati yang kuat’. Jika diusut, kata ini berasal dari Sanskerta, yakni rañjana yang berarti ‘tindakan yang menyenangkan; pemberian kesenangan’.
Sementara itu, passion, dalam Merriam-Webster, punya beberapa makna, salah satunya adalah the sufferings of Christ between the night of the Last Supper and his death. Cambridge Dictionary juga mencatatkan makna ‘In Christianity, the suffering and death of Jesus Christ’ dalam lema passion. Saya lalu mencoba mencari etimologi renjana di internet. Salah satu situs web etimologi, yaitu Etymonline, menerangkan bahwa passion berasal dari Latin, passio. Makna passio adalah suffering dan enduring.
Di luar arti penderitaan tersebut, Merriam-Webster juga menyertakan makna ‘a strong liking or desire for or devotion to some activity, object, or concept’, ‘sexual desire’, ‘an object of desire or deep interest’ dalam lema passion. Lalu, Cambridge Dictionary tidak luput pula membubuhkan makna positif dalam lema passion, seperti ‘an extreme interest in or wish for doing something, such as a hobby, activity, etc.’, ‘very powerful feelings’, dan ‘something that you are strongly interested in and enjoy’. Makna-makna inilah yang kita temukan pada kata renjana—sekalipun makna kata tersebut tidak segamblang makna passion dalam Merriam-Webster dan Cambridge yang menerangkan kesukaan kita terhadap suatu aktivitas atau hobi.
Ada makna yang terkikis dalam padanan renjana. Dalam kata renjana, pembaca awam mungkin tidak dapat langsung mengaitkan maknanya pada ‘hobi’ atau ‘minat’. Padahal, pada umumnya, kata passion merujuk pada dua hal tersebut. Kemudian, makna ‘suffering’ dan ‘enduring’ absen dalam lema renjana. Buat saya, ini berbahaya, bertolak belakang dengan kenyataan yang selama ini kita hidupi: Berani mewujudkan atau menjalankan hal yang betul-betul kita suka (renjana) berarti harus tahan akan penderitaan (passion).
#renjana #passion
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Bagaimana tanggapan Kerabat Nara?
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Artikel & Berita Terbaru
- Keterampilan yang Dibutuhkan Penulis Wara
- Empat Unsur Gramatika sebagai Kunci Kemampuan Menata Tulisan
- Bahan Pertimbangan sebelum Mengirim Artikel ke Jurnal
- Bjir dan Bjrot
- Penulisan Infografik yang Mencakup Semua Hal
- Berbahasa Indonesia, Sulit atau Mudah?
- Pola Frasa dalam Bahasa Kita
- Kelas Perdana Penulisan Skenario dalam Produksi Video
- Penulisan Mikrokopi UX yang Ramah Pengguna
- Kiat Penyusunan Dokumen untuk Konsultan Proxsis
- Penyunting yang Tak Sama dengan Penguji Baca
- Mengenal Penulisan Artikel dan Esai Lebih Dalam