
Apalah Artinya Kamus Tanpa Korpus?
Kamus merupakan buku yang memuat informasi mengenai makna suatu kata. Kamus tanpa korpus ibarat Nara tanpa Kerabat Nara. Apa artinya? Pada artikel sebelumnya, saya sudah mengulas sekilas ihwal korpus dan fungsinya. Nah, pada artikel ini saya akan menguraikan ihwal pentingnya korpus dalam penyusunan kamus. Secara umum, apa pun jenis kamusnya, korpus sangat diperlukan saat menyusun mikrostruktur kamus yang meliputi lema atau sublema, kelas kata, definisi, serta contoh pemakaian.
Pada tahap pengumpulan lema atau entri, korpus diperlukan untuk mendaftarkan kata sesuai dengan frekuensi kemunculan, dari yang tertinggi hingga yang terendah. Kata yang frekuensi kemunculannya tinggi akan dimasukkan ke dalam kamus sesuai dengan jenis kamusnya. Lalu, pada tahap penentuan lema, korpus diperlukan untuk membedakan lema atau sublema yang berupa gabungan kata atau yang bukan.
Pada tahap penentuan kelas kata, korpus juga diperlukan untuk mengetahui konteks pada sebuah kata. Selain untuk menentukan kelas kata, konteks pemakaian yang diungkap dalam korpus juga berguna saat mendefinisikan lema dan menentukan contoh kalimat. Definisi yang baik adalah definisi yang jelas dan tuntas, sedangkan contoh yang baik adalah contoh yang mampu menunjukkan bagaimana sebuah kata dipakai dalam kehidupan nyata.
Selain diperlukan untuk menentukan kelas kata, definisi, serta contoh, korpus juga diperlukan untuk mengidentifikasi kolokasi sebuah kata. Kolokasi adalah asosiasi tetap antara kata dan kata lain dalam lingkungan yang sama (KBBI 5, 2016). Terakhir, korpus diperlukan untuk mengetahui perubahan—baik dari segi makna maupun struktur sebuah kata. Korpus betul-betul layak dilabeli sebagai saksi bisu perkembangan bahasa kita, ‘kan, Kerabat Nara?
Nah, itulah fungsi-fungsi korpus dalam penyusunan kamus. Dalam dunia perkamusan Indonesia, penggunaan korpus sudah didukung oleh perkembangan teknologi komputer yang mampu mengolahnya sesuai dengan kebutuhan penyusunan kamus. Hal tersebut wajar sebab pada era sekarang penggunaan korpus sudah menjadi standar dalam penyusunan kamus modern. Saat korpus makin berkembang, saat itu juga hidup para pekamus makin dimudahkan.
Rujukan
Halliday, M.A.K, Wolfgang Teubert, Collin Yallop, dan Anna Cermakova. 2004. Lexicology and Corpus Linguistics: An Introduction. London: Continuum.
Penulis: Dessy Irawan
Penyunting: Ivan Lanin
Bagaimana tanggapan Kerabat Nara?
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Artikel & Berita Terbaru
- Keterampilan yang Dibutuhkan Penulis Wara
- Empat Unsur Gramatika sebagai Kunci Kemampuan Menata Tulisan
- Bahan Pertimbangan sebelum Mengirim Artikel ke Jurnal
- Bjir dan Bjrot
- Penulisan Infografik yang Mencakup Semua Hal
- Berbahasa Indonesia, Sulit atau Mudah?
- Pola Frasa dalam Bahasa Kita
- Kelas Perdana Penulisan Skenario dalam Produksi Video
- Penulisan Mikrokopi UX yang Ramah Pengguna
- Kiat Penyusunan Dokumen untuk Konsultan Proxsis
- Penyunting yang Tak Sama dengan Penguji Baca
- Mengenal Penulisan Artikel dan Esai Lebih Dalam