Interjeksi merupakan salah satu kategori dalam kelas kata tugas. Sebagai kata seru, interjeksi berfungsi untuk mengungkapkan atau menegaskan perasaan penulis dan pembicara, seperti ah, duh, atau wow.

Secara etimologi, interjeksi berasal dari kata bahasa Latin interjicere yang berarti ‘melempar di antara’. Interjeksi dianggap sebagai kata yang berada di dalam satu kalimat, tetapi tidak memiliki keterikatan secara sintaksis. Dalam bahasa Inggris, interjeksi terbagi ke dalam dua jenis. Pertama, interjeksi primer, seperti ouch, ugh, argh. Kedua, interjeksi sekunder, yakni kata yang berevolusi menjadi interjeksi tanpa menghilangkan makna aslinya, misalnya shit atau Jesus. Ungkapan seperti oh my God juga dapat digolongkan ke dalam interjeksi sekunder.

Sementara itu, dalam bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2017) mengklasifikasikan interjeksi berdasarkan perasaan yang umumnya diutarakan oleh penulis dan penutur. Berikut pembagiannya.

  1. Kejijikan

Bah, cih, cis, ih, dan idih adalah interjeksi yang dapat menyatakan kejijikan. Setiap kata tersebut dapat mengartikan perasaan-perasaan sebagai berikut:

  • bah: penolakan, rasa muak (jijik, jemu, dan sebagainya)
  • cih: tidak suka, mengejek, dan sebagainya
  • cis: untuk mencemoohkan
  • ih: rasa heran, kecewa, jijik, dan takut
  • idih: rasa jijik dan tidak percaya
  1. Kekesalan

Untuk meluapkan kekesalan, umumnya interjeksi yang digunakan adalah berengsek, sialan, buset, dan keparat. Berikut definisi kata-kata itu:

  • berengsek: kacau sekali, tidak beres, tidak becus
  • sialan: bentuk makian
  • buset: bentuk makian lembut untuk menyatakan umpatan dan kekesalan
  • keparat: bangsat, jahanam, terkutuk
  1. Kekaguman atau Kepuasan

Berikut ini adalah contoh-contoh interjeksi yang dapat digunakan dalam mengungkapkan kekaguman atau kepuasan:

  • aduhai: hebat dan luar biasa
  • amboi: kagum
  • asyik: menyenangkan
  1. Kesyukuran

Kita bisa menggunakan syukur dan alhamdulillah untuk mengungkapkan rasa terima kasih atau kelegaan.

  1. Harapan

Dalam interjeksi untuk mengungkapkan perasaan yang mengandung harapan, kita bisa menggunakan kata seru insyaallah. Jangan salah gunakan insyaallah sebagai eufemisme untuk memberi penolakan dan janji palsu. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan semoga atau amin.

  1. Keheranan

Barangkali, keheranan adalah salah satu perasaan yang sering muncul, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kata seru yang biasa mewakili keheranan ialah aduh, aih, ai, lo/lho, duilah, eh, oh, dan ah. Berikut ini penjelasan tiap kata itu:

  • aduh: rasa heran, sakit, dan sebagainya
  • aih/ai: kata seru untuk menyatakan heran dan sebagainya
  • lo/lho/loh: kata seru menyatakan heran, terperanjat, dan sebagainya
  • duilah: pernyataan terkejut atau kagum
  • eh: kata seru untuk menyatakan heran, kaget, dan sebagainya
  • oh: kata seru untuk menyatakan rasa kecewa, haru, yakin, dan sebagainya
  • ah: kata seru yang menyatakan perasaan kecewa, menyesal, heran, tidak setuju
  1. Kekagetan

Astaga, astagfirullah, dan masyaallah adalah tiga contoh kata seru yang dapat mengekspresikan kekagetan.

  1. Ajakan

Kita pun dapat menyampaikan ajakan lewat perasaan. Dalam hal ini, interjeksi yang mampu mencerminkan ajakan adalah ayo dan mari.

  1. Panggilan

Ada pula kata seru yang menunjukkan sapaan atau panggilan, seperti hai, hei, oi, dan halo. 

  1. Simpulan

Nah dan jadi mampu menandakan perasaan yang bertujuan untuk menyimpulkan.

Sepuluh kategori di atas mengandung arti dan fungsi interjeksi berdasarkan perasaan penulis dan penutur. Kita dapat menggunakannya saat sedang berbicara juga menulis. Tidak dapat dimungkiri, interjeksi sangat lekat dengan fenomena bahasa, khususnya percakapan atau ujaran lisan. Oleh karena itu, interjeksi akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, mungkin lebih pesat dibanding kelas kata lainnya.

 

Rujukan:

  • Libert, Alan. 2019. “Interjection”. Diakses pada 11 November 2020.
  • Moeliono, Anton M. dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin