Sejak Juli 2020, Narabahasa ajek menyelenggarakan program bermagang bagi mahasiswa S-1 atau D-4 semester 4—7. Penyeleksiannya dilakukan secara daring. Dengan sistem itu, Narabahasa dapat menjangkau calon pemagang di seluruh Indonesia. 

Dalam program tersebut, selain untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia, Narabahasa hendak memberikan pengalaman-pengalaman bagi mahasiswa yang ingin merasakan sistem kerja di perusahaan rintisan. Program itu mendapat sambutan positif, termasuk dari pemagang yang sudah purnatugas. Oleh karenanya, program bermagang di Narabahasa tetap diselenggarakan. 

Pencarian pemagang dilakukan dengan membuat tahapan seleksi. Ada satu tahap seleksi yang menarik bagi saya. Jika memperhatikan poster perekrutan pemagang yang dibagikan melalui media sosial Narabahasa, Kerabat Nara pasti menemukan pertanyaan seputar kesalahan penulisan ejaan. Hal tersebut menjadi tahap awal seleksi.

Banyak kandidat pemagang yang gugur pada tahap tersebut karena jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan kaidah penulisan yang tepat. Hal itu memicu pertanyaan dalam diri saya. Apakah memang sesulit itu untuk menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah? 

Nah, kebetulan Narabahasa mengadakan kelas ngabuburit untuk Kerabat Nara yang ingin belajar tentang kaidah penulisan, khususnya ejaan. Ada sesi Kelas Ngabuburit Narabahasa (KNN) Kiat Menulis Ejaan pada tanggal 5 Mei mendatang. Sambil menantikan beduk magrib berkumandang, Kerabat Nara dapat mempelajari penulisan huruf, kata, dan tanda baca dalam kelas tersebut. Selain itu, sesi ini juga berguna sebagai bahan persiapan bagi Kerabat Nara yang berstatus mahasiswa jika ingin mencoba mendaftar bermagang di Narabahasa nanti. Bagi saya, kegagalan karena sudah berani mencoba itu jauh lebih baik daripada tidak berani dan akhirnya tidak mencoba sama sekali. Kerabat Nara berani mencoba? 

Salam takzim, 

Listi Hanifah