Di tengah pandemi yang tak kunjung mereda, kita sering kali menghadapi masalah yang menghambat aktivitas sehari-hari, terlebih dalam aspek komunikasi. Semenjak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kita diimbau untuk tetap berada di rumah dan menghindari tatap muka secara langsung. Padahal, komunikasi baik secara formal maupun nonformal sangat penting dalam kehidupan kita.

Untungnya, saat ini sudah banyak cara berkomunikasi tanpa harus bertatap muka, salah satunya melalui media sosial. Sarana ini seolah menjadi solusi terbaik di masa pandemi ini. Mulai dari WhatsApp, Instagram, Google Meet, dan Zoom kerap digunakan untuk sekadar mengobrol dengan teman dan keluarga atau mengadakan rapat dan presentasi saat bekerja. Oleh karena itu, tidak dapat disangkal, keterampilan komunikasi nonverbal adalah aspek yang penting untuk diperhatikan.

Berbeda dengan bentuk verbal, komunikasi nonverbal justru menitikberatkan penyampaian pesan antarpribadi melalui bahasa serta posisi tubuh. Ekspresi wajah pun perlu diperhatikan. Komunikasi seperti ini dapat menguatkan atau melemahkan pesan verbal, atau bahkan mengganti fungsi lisan dan tulisan dalam komunikasi verbal.

Ambil contoh, kita akan melakukan presentasi daring yang diikuti oleh kolega dan atasan di kantor. Sekilas, kita sebagai penyaji merasa bahwa presentasi daring akan lebih mudah daripada berbicara di depan umum. Padahal, presentasi daring jauh lebih menantang karena kita harus benar-benar menyampaikan maksud dan tujuan presentasi dengan baik. Selaras dengan tulisan Ivan Lanin yang berjudulKiat Berbicara dengan Efektif dan Menarik di Depan Umum”, ada empat hal utama yang diperlukan seorang pembicara untuk dapat menyampaikan pesannya dengan efektif dan menarik di depan umum, yaitu sikap, suara, wajah, dan tubuh. Dalam etiket melakukan presentasi virtual, keempat hal ini bahkan harus lebih diperhatikan untuk menguatkan pesan yang akan kita sampaikan. 

Sebagai penyaji, kita harus memiliki sikap percaya diri yang tetap diimbangi dengan sikap rendah hati dan santun. Ketiga sikap ini bisa menumbuhkan kepercayaan audiens dan meningkatkan penerimaan mereka terhadap pembicara serta pesan yang disampaikan. Kita juga perlu memiliki kemampuan untuk mengatur dan menyesuaikan intonasi pengucapan, artikulasi, volume, dan kecepatan bicara agar audiens presentasi dapat mengerti dan menangkap pesan yang kita sampaikan.

Selanjutnya, ekspresi wajah dan tatapan mata adalah bentuk komunikasi nonverbal yang juga perlu kita perhatikan guna menambah kenyamanan audiens. Terakhir, untuk menjaga perhatian audiens, kita perlu mengatur posisi dan gerak tubuh. Oleh karena mengingat presentasi daring akan menampilkan kita sebagai aktor utama dalam forum tersebut, kita harus memberikan kesan yang positif melalui postur dan gestur tubuh yang baik.

 

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Dessy Irawan dan Ivan Lanin