Konstruksi Kalimat: Pengebelakangan

oleh Yudhistira
Ilustrasi Konstruksi Kalimat: Pengebelakangan

Sebelumnya, saya membahas pengedepanan sebagai salah satu ragam konstruksi kalimat. Satu konstruksi lainnya dalam kalimat adalah pengebelakangan. Apabila pengedepanan memindahkan unsur kalimat ke bagian awal kalimat, pengebelakangan sebaliknya.

Pengebelakangan lazimnya dilakukan pada kalimat yang memiliki unsur frasa nominal objek (FN objek) serta pelengkap seperti frasa preposisi (FPrep) keterangan. Selanjutnya, pengebelakangan juga sering digunakan ketika unsur objek dan pelengkap berada dalam kalimat yang relatif panjang. Perhatikan contoh di bawah ini. 

1 (a) Liverpool melesakkan tujuh gol tanpa balas ke gawang Crystal Palace.

   (b) Liverpool melesakkan ke gawang Crystal Palace tujuh gol tanpa balas.

Pada dua contoh di atas, tujuh gol tanpa balas yang bertindak sebagai FN objek mengalami pengebelakangan. Selain itu, keberterimaan pengebelakangan juga bergantung pada relasi unsur yang bersangkutan. Berikut adalah contoh-contoh lain konstruksi kalimat melalui pengebelakangan.

1 (a) Anda akan menemukan surat pengunduran diri karyawan tersebut di atas meja Anda. 

  (b) Anda akan menemukan di atas meja Anda surat pengunduran diri karyawan tersebut.

2 (a) Anda akan menemukan surat pengunduran diri karyawan tersebut di balik tumpukan kertas di atas meja kecil yang terletak di dekat brankas.

 (b) Anda akan menemukan di balik tumpukan kertas di atas meja kecil yang terletak di dekat brankas surat pengunduran diri karyawan tersebut.

3 (a) Ibu akan menemukan surat pengunduran diri karyawan yang berdasarkan pada keputusan direksi di atas meja Ibu.

  (b) Ibu akan menemukan di atas meja Ibu surat pengunduran diri karyawan yang berdasarkan pada keputusan direksi.

Pada contoh 1, terlihat bahwa panjang FN objek dan FPrep keterangan tempat memiliki panjang yang sama. Surat pengunduran diri karyawan dan di atas meja Anda sama-sama terdiri atas empat kata. Maka dari itu, pengebelakangan FN objek tidak wajib dilakukan. 

Lalu, pada contoh 2, panjang FN objek lebih pendek dari FPrep keterangan tempat. FN objeknya adalah surat pengunduran diri karyawan, sedangkan FPrep keterangan tempatnya adalah di balik tumpukan kertas di atas meja kecil yang terletak di dekat brankas. Dengan demikian, ketika mengalami pengebelakangan, kalimat 2b akan sukar untuk dimengerti.

Kemudian, pada contoh 3, FN objek jauh lebih panjang daripada FPrep keterangan tempat. Jika dilihat, surat pengunduran diri karyawan yang berdasarkan pada keputusan direksi lebih panjang daripada di atas meja ibu. Oleh karena itu, pengebelakangan FN objek pada contoh 3b dapat membuat kalimat menjadi lebih mudah untuk dimengerti.

Pada akhirnya, pengebelakangan dapat diupayakan untuk memperjelas maksud informasi di dalam kalimat. Jangan sampai pengebelakangan justru membingungkan pembaca atau pendengar.

 

Rujukan: Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

 

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar