
Peran Tematis dalam Kalimat
Berdasarkan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI), sebuah kalimat dapat tersusun atas unsur-unsur yang berbeda. Dalam tataran sintaksis, misalnya, ada subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Di luar itu, ada pula tataran peran tematis yang dibedakan menjadi pelaku (aktor), agen, sasaran, pengalam, peruntung, penerima, penyebab, tema, tetara, hasil, lokasi, alat, tujuan, dan sumber (bahan). Berikut akan saya jelaskan.
- Pelaku (Aktor)
Unsur–disebut juga argumen berupa nomina atau frasa nominal–yang melakukan perbuatan dalam suatu kalimat adalah pelaku atau aktor. Lazimnya, pelaku bertindak sebagai subjek pada kalimat aktif dan pelengkap pada kalimat pasif. Perhatikan contoh di bawah ini.
- Hamdi sedang makan ayam goreng.
- Gitar saya dipinjam Susi.
Perlu dicatat, pelaku tidak menentukan argumen lain yang dinyatakan oleh predikat. Dengan kata lain, ayam goreng dan Susi yang berposisi sebagai argumen tidak wajib hadir.
- Agen
Agen adalah argumen yang bertindak sebagai subjek dalam kalimat aktif. Namun, berbeda dengan pelaku, agen merupakan argumen yang memiliki pengaruh terhadap argumen lainnya. Agen mengontrol argumen lain melalui predikat. Coba perhatikan dua kalimat ini. Kalimat akan terasa aneh apabila kesalahan pada masa lalu dan obrolan tersebut sebagai argumen lain tidak dituliskan.
- Kami akan memperbaiki kesalahan pada masa lalu.
- Saya menyudahi obrolan tersebut.
- Sasaran
Sasaran diwakili oleh objek atau pelengkap yang mengalami perbuatan dari predikat. Pada contoh berikut, Dodo adalah objek dan matematika adalah pelengkap.
- Bapak membelikan Dodo sepeda.
- Koko sedang belajar matematika.
- Pengalam
Pengalam merupakan argumen berupa subjek yang mengalami keadaan. Namun, secara khusus, subjek tersebut harus diikuti oleh verba adjektival atau verba taktransitif yang menyatakan keadaan.
- Said kelaparan di jalan.
- Tina berhasil meraih juara satu.
- Peruntung
Peruntung mendapatkan manfaat dari keadaan atau perbuatan yang dinyatakan predikat. Pada umumnya, peruntung didahului oleh preposisi demi, untuk, atau bagi. Jika tidak diawali dengan preposisi tersebut, peruntung dituliskan setelah verba bersufiks -kan.
- Bapak membelikan sepeda untuk Dodo.
- Bapak membelikan Dodo sepeda.
- Penerima
Penerima merupakan argumen yang menerima sesuatu dari pernyataan predikat.
- Dodo mendapat sepeda dari Bapak.
- Direktur memberikan teguran keras kepada para staf.
- Penyebab
Penyebab adalah unsur yang memicu terjadinya suatu keadaan atau peristiwa.
- Gempa bumi itu memakan banyak korban jiwa.
- Canggihnya teknologi memungkinkan kita untuk berinteraksi secara virtual.
- Tema
Tema biasanya diwakili oleh subjek yang menjadi pokok pembicaraan dalam suatu kalimat.
- Chelsea adalah tim sepak bola dengan poin tertinggi pada Liga Inggris musim ini.
- Penulis wara adalah profesi yang sedang diminati oleh anak-anak muda.
- Tetara
Tetara menjelaskan identitas argumen yang lain. Pada dua contoh di bawah ini, guru saya dan anaknya merupakan tetara bagi perempuan dan lelaki.
- Perempuan itu guru saya.
- Lelaki itu anaknya.
- Hasil
Argumen hasil bergantung pada verba yang mewakili sebuah proses. Pada dua contoh di bawah ini, verba menetapkan dan membuat menentukan hasil kebijakan hukum serta lagu.
- Pemerintah menetapkan kebijakan hukum yang berpihak pada korban.
- Rio membuat lagu berdasarkan pengalaman pribadi.
- Lokasi
Lokasi ditandai dengan preposisi lokatif (di, dari, dan ke) yang menggambarkan ruang dan/atau waktu.
- Dia berangkat ke Solo.
- Ani baru tiba di rumah.
- Alat
Argumen ini biasanya diawali dengan kata dengan atau tanpa untuk menggambarkan alat konkret yang dipakai demi mencapai suatu tujuan.
- Kami pergi ke puncak dengan mobil.
- Ola bernyanyi lantang tanpa mikrofon.
- Tujuan
Tujuan merupakan argumen yang menjelaskan akhir dari sebuah peristiwa atau kejadian.
- Ibu membanting tulang untuk kesejahteraan anak-anaknya.
- Seorang pemimpin rela berkorban demi kebaikan orang banyak.
- Sumber (Bahan)
Argumen sumber menggambarkan bahan baku dari suatu unsur.
- Gitar itu terbuat dari kayu mahoni.
- Fahri menciptakan karya seni dari kertas.
Dari pemaparan tersebut, kini kita tahu bahwa kalimat tidak hanya bisa dikategorikan berdasarkan fungsi sintaksis, yakni subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Lebih dari itu, kalimat pun dapat dilihat berdasarkan peran tematisnya.
#perantematis #kalimat
Rujukan:
- Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
- Samu, Albertina Yosefina. 2018. “Fungsi Sintaksis dan Peran Semantis Argumen Inti Bahasa Manggarai Dialek Manggarai Tengah”. Dalam Linguistik Indonesia, Volume 36, Nomor 2, Agustus, hlm. 187–204.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Bagaimana tanggapan Kerabat Nara?
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Artikel & Berita Terbaru
- Keterampilan yang Dibutuhkan Penulis Wara
- Empat Unsur Gramatika sebagai Kunci Kemampuan Menata Tulisan
- Bahan Pertimbangan sebelum Mengirim Artikel ke Jurnal
- Bjir dan Bjrot
- Penulisan Infografik yang Mencakup Semua Hal
- Berbahasa Indonesia, Sulit atau Mudah?
- Pola Frasa dalam Bahasa Kita
- Kelas Perdana Penulisan Skenario dalam Produksi Video
- Penulisan Mikrokopi UX yang Ramah Pengguna
- Kiat Penyusunan Dokumen untuk Konsultan Proxsis
- Penyunting yang Tak Sama dengan Penguji Baca
- Mengenal Penulisan Artikel dan Esai Lebih Dalam