Harry Potter adalah film yang menemani saya bertumbuh. Entah mengapa, saya tidak bosan untuk menontonnya berulang kali.
Saya ingat, salah satu tokohnya, Dobby, sering kali berbicara dengan menyebut namanya sendiri. Contohnya, “Dobby will have to punish himself most grievously for coming to see you, Sir.” Bahkan, Dobby juga menggunakan kata ganti himself untuk merujuk dirinya sendiri. Fenomena ini dinamakan ileisme, yaitu penggunaan nama diri untuk merujuk kepada dirinya sendiri. Mantan Presiden Amerika, Donald Trump, juga sering menerapkan hal ini.
Barangkali, kita berpikir bahwa ileisme menunjukkan sifat narsistik, bahwa seseorang teramat percaya diri sehingga berujung egois. Namun, seorang profesor di bidang psikologi, yakni Ethan Kross, memiliki temuan menarik soal ileisme, khususnya jika diterapkan saat kita sedang bermonolog.
Ileisme yang dilakukan ketika sedang berbicara dengan diri sendiri sering disebut third-person-self-talk. Kross melakukan pemindaian otak terhadap dua grup: mereka yang berbicara dengan dirinya sendiri menggunakan kata ganti orang pertama dan yang menggunakan kata ganti orang ketiga. Berdasarkan hasilnya, kelompok yang menggunakan kata ganti I (aku atau saya) memicu bekerjanya area otak yang berkaitan dengan negative self-referential processes. Sebaliknya, kelompok yang menggunakan kata ganti orang ketiga cenderung mengakibatkan dampak yang positif.
Christopher Bergland (2017) menyatakan, “Kross dan rekannya di University of Michigan menemukan bahwa peserta penelitian yang menerapkan self-talk orang ketiga menunjukkan lebih sedikit aktivitas otak di wilayah self-referential processing (pemrosesan rujukan diri), yaitu korteks prefrontal medial, yang umumnya dikaitkan dengan perenungan pada pengalaman emosional yang menyakitkan.”
Lebih dari itu, dengan berbicara terhadap diri sendiri menggunakan kata ganti orang ketiga, kita dapat mengontrol emosi tanpa menghabiskan banyak energi. Kross menyarankan kita untuk menerapkan third-person-self-talk sebagai metode pengendalian emosi.
Buat saya, ini merupakan temuan yang menarik. Memang, aneh rasanya ketika kita merujuk diri sendiri dengan nama asli saat berbicara kepada orang lain. Namun, ketika sedang berbicara dengan diri sendiri, ileisme ternyata memiliki dampak positif dari sisi psikologis.
#ileisme
Rujukan:
- Bergland, Christopher. 2017. “Silent Third Person Self-Talk Facilitates Emotion Regulation”. Psychology Today. Diakses pada 15 November 2021.
- Nordquist, Richard. 2019. “Illeism (Self-Talk)”. ThoughtCo. Diakses pada 15 November 2021.
- Roos, Dave. “The Benefits of Talking About Yourself in the Third Person”. HowStuffWorks. Diakses pada 15 November 2021.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin