Tanda Tilde (~)

oleh Yudhistira

Dalam media sosial, kita mungkin pernah melihat penggunaan tanda tilde atau “~”. Biasanya, tilde dibubuhkan pada akhir kalimat. Contohnya seperti Ya begitulah~ atau ya~.

Dalam KBBI V daring, arti tanda tilde adalah ‘tanda yang digunakan untuk menggantikan sublema yang terdapat dalam deskripsi kamus atau dalam contoh penggunaannya’. Kemudian, berdasarkan sejarah, tanda tilde diduga digunakan pertama kali dalam ortografi Yunani Kuno. Fungsinya adalah mencerminkan kenaikan nada lalu kembali pada nada biasa. 

Dalam beberapa bahasa, tilde digunakan sebagai diakritik, yakni penanda nilai fonetis seperti ‘ dan ^ pada jêlèk. Bahasa Spanyol, misalnya, menempatkan tanda tilde sebagai penambahan bunyi /y/ pada konsonan. Sementara dalam bahasa Portugis, tilde menandakan vokal nasal untuk kata-kata pinjaman.

Kemudian, dalam bahasa Inggris, tilde dapat mengartikan ‘kurang lebih’ (approximately). Misalnya, dalam kalimat Approximately 30 minutes later, kita bisa mengubah kalimat tersebut menjadi ~30 minutes later. Selain itu, tanda ini juga mampu mewakili ‘sama besarnya dengan’, misalnya x ~ y berarti x dan y memiliki besaran yang sama atau kedua variabel tersebut sederajat.

Kita bisa lihat, dalam bahasa Indonesia, tanda tilde tidak terlalu memiliki fungsi yang penting. Jika kita mencari suatu kata di dalam kamus daring, tanda tersebut juga sudah tidak digunakan dalam deskripsi sublema beserta penggunaannya. Kita malah melihat tanda . Perhatikan contoh berikut.

Jelek: tidak menyenangkan (tidak menenteramkan, tidak membahagiakan, dan sebagainya); jahat; tidak baik (tentang watak): — benar tabiatmu.

Dalam contoh tersebut, tanda digunakan untuk mengganti kata jelek.

Tanda tilde justru lebih sering kita temui pada bahasa nonformal dalam ragam tulisan, seperti pada pesan WhatsApp atau takarir media sosial. Barangkali suatu saat nanti, kamus kita akan mencatat tanda tilde sebagai penanda intonasi kalimat sebagaimana penggunaannya dalam ortografi Yunani Kuno.

 

Rujukan:

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar