Dalam “Sinonimi: Kembar yang Tak Selalu Identik”, Mbak Shafira menyatakan bahwa dua kata yang bersinonim tidak selalu mempunyai makna yang sama persis. Ayah dan bapak, misalnya. Dalam konteks tertentu, kedua kata tersebut tidak dapat menggantikan. Saya bisa memanggil ayah saya dengan sapaan bapak. Saya pun bisa menyapa guru saya dengan sebutan bapak. Namun, karena bapak saya bukan seorang guru, saya tidak pernah memanggil guru saya dengan sebutan ayah. Menurut Mbak Shafira, sinonimi adalah kembar yang tidak selalu identik secara mutlak.
Kali ini, saya akan membahas sinonimi berdasarkan pemaparan Saryono, Soedjito, dan Setyawanto (2021) dalam Seri Terampil Menulis Bahasa Indonesia: Sinonim. Kita bisa belajar bahwa sinonimi antara dua kata dapat dilihat berdasarkan distribusi, daya gabung, kolokasi, nilai rasa, ragam bahasa, serta makna dasar dan tambahan.
Distribusi
Distribusi berkaitan dengan perilaku sintaksis. Perhatikan contoh berikut.
- Imam bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.
- Imam bekerja keras demi hidup keluarganya.
Kata demi dan untuk memang dapat saling menggantikan. Namun, pada kondisi tertentu, kita sebaiknya melakukan sedikit modifikasi kalimat. Pada kalimat kedua, kata menghidupi diganti dengan hidup karena kata demi mengandung makna ‘untuk (kepentingan)’.
Contoh lainnya adalah penggunaan kata sangat dan sekali dalam contoh di bawah ini.
- Dia sangat cantik.
- Dia cantik sekali.
Daya Gabung
Sebuah kata dapat bersandingan atau bergabung dengan kata tertentu. Misalnya, kata ingkar bukan berpasangan dengan kata benda, sedangkan kata ingkar tidak berpasangan dengan kata kerja.
- Saya bukan perokok.
- Saya tidak merokok.
Secara garis besar, daya hubung memayungi konsep sinonimi dalam tataran kelas kata dan gramatika. Contoh lainnya adalah preposisi untuk yang berpasangan dengan frasa dan konjungsi supaya yang berjodoh dengan klausa.
- Pelatihan ini diadakan untuk meningkatkan kapasitas karyawan.
- Pelatihan ini diadakan supaya kapasitas karyawan meningkat.
Kolokasi
Kolokasi adalah asosiasi sebuah kata dengan kata lainnya yang berada di lingkup yang sama atau memiliki makna leksikal yang mirip. Contoh pada bagian awal tulisan, yaitu ayah dan bapak, adalah salah satu wujud kolokasi. Contoh lainnya adalah kata bagus yang berkolokasi dengan cantik, indah, dan molek. Biasanya, kata-kata yang berkolokasi berada dalam kelas kata yang sama.
Nilai Rasa
Jika diperhatikan, saya rasa kolokasi bersangkut paut dengan nilai rasa. Meninggal, mati, gugur, wafat, mangkat, dan tewas tentu saling bersinonim. Namun, setiap kata tersebut mempunyai nilai rasa yang berbeda. Saya kira ini dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya yang melekat dalam suatu tempat.
Ragam Bahasa
Aku dan saya saling bersinonim. Namun, keduanya digunakan dalam ragam bahasa yang tidak sama. Kata aku merupakan kata ganti yang sering dimanfaatkan dalam ragam takresmi. Sementara itu, dalam ragam resmi, beberapa dari kita sudah terbiasa untuk menggunakan kata ganti saya.
Makna Dasar dan Tambahan
Kita dapat memetakan makna sebuah kata menjadi makna dasar dan tambahan. Perhatikan contoh berikut.
- Saya membawa kabar baik untukmu.
- Saya mempunyai kabar baik untukmu.
Kita tahu bahwa membawa dan mempunyai bukanlah contoh umum dalam relasi sinonimi. Namun, dalam contoh tersebut, mempunyai adalah salah satu kata dengan makna tambahan yang mampu mewakili makna dasar dari kata membawa.
#sinonim
Rujukan:
Saryono, Soedjito, & Setyawanto. 2021. Seri Terampil Menulis Bahasa Indonesia: Sinonim. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin