Kesalahan Berbahasa pada Naskah Dinas

oleh Narabahasa

Tabik.

Apakah Kerabat Nara pernah menulis naskah dinas?

Biasanya, penulisan naskah dinas memiliki pedoman tersendiri pada tiap instansi atau lembaga yang menaunginya. Dengan mengikuti pedoman yang ada, naskah dinas yang ditulis menjadi rapi dan konsisten. Meskipun demikian, kesalahan berbahasa kerap ditemukan dalam naskah dinas pada pelatihan-pelatihan yang telah dilaksanakan Narabahasa.

Narabahasa berdiri sejak 1 Februari 2020. Sejak itu pula, Narabahasa telah melakukan pelatihan publik dan griyaan dalam lebih dari 300 kelas dengan berbagai topik. Terhitung hingga Oktober 2023, Narabahasa telah menyelenggarakan lebih dari 100 pelatihan griyaan. Klien Narabahasa berasal dari berbagai lembaga dan organisasi, yang terbanyak adalah pemerintah, BUMN, badan/lembaga, keuangan, swasta, dan pendidikan. Topik penulisan naskah dinas adalah topik yang paling banyak kami berikan kepada klien.

Berdasarkan pengalaman tersebut, pada bulan lalu, Narabahasa telah berhasil mempresentasikan hasil penelitian yang berjudul “Kesalahan Berbahasa yang Paling Sering Muncul pada Naskah Dinas”. Secara umum, kesalahan terbanyak yang muncul ada pada tataran ejaan, khususnya penggunaan tanda baca dan huruf kapital. Setelah itu, kesalahan terbanyak secara berturut-turut muncul pada tataran kalimat, wacana, dan kata. Pada tataran kalimat, kesalahan dalam hal kejelasan struktur kalimat paling banyak ditemukan.

Pembagian klasifikasi kesalahan ini telah disesuaikan dengan penerapan praktis penulisan naskah dinas. Secara umum, kesalahan yang dilakukan pada naskah dinas yang diteliti memiliki pola yang sama untuk semua tataran bahasa.

Nara berharap hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk pengembangan produk naskah dinas yang dibuat Kerabat Nara. Nara juga berharap Narabahasa dapat terus memberikan pelatihan dan kelas yang berkualitas untuk Kerabat Nara demi menjaga muruah bahasa Indonesia. Harapan kita semua!

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar