Narabahasa menggelar bedah buku Renjana: Basa-basi Bahasa yang disiarkan secara langsung melalui YouTube, Facebook, dan Twitter Narabahasa pada Sabtu, 26 Maret 2022. Bedah buku tersebut menghadirkan Yudhistira, Ivan Lanin, dan Dessy Irawan selaku penulis; Harrits Rizqi sebagai editor; dan Sitha Afril yang bertugas sebagai moderator.
Renjana: Basa-basi Bahasa berakar dari kumpulan artikel ilmiah populer yang diterbitkan Narabahasa secara daring. Sebanyak dua ratus lebih artikel dikurasi menjadi 21 artikel terpilih. Ivan mengatakan, pembukuan artikel-artikel tersebut dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan pembaca. Menurutnya, tidak semua orang terbiasa membaca artikel secara daring.
“Belum tentu semua orang terbiasa untuk membaca artikel di situs web. Itulah yang kemudian membuat teman-teman berpikir untuk membuat versi yang dikumpulkan dan juga diterbitkan dalam bentuk cetak,” katanya.
Penulisan buku ini, kata Yudhis (sapaan Yudhistira), dimulai dari tahap riset. Ia mencoba mencari fenomena kebahasaan yang terjadi di lingkungan sekitar dan media sosial. Fenomena tersebut kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori kebahasaan dan diolah menjadi sebuah artikel.
“Prosesnya riset, baik itu melalui buku, melihat media sosial, dan menyadari fenomena-fenomena yang terjadi, terus diolah menjadi sebuah artikel,” jelasnya.
Dalam proses kurasinya, Harrits mengaku cukup sulit. “Proses kurasinya lumayan berat karena [jumlahnya] dua ratusan,” ujarnya. Artikel yang dipilih ialah yang sekiranya dapat dinikmati oleh berbagai kalangan meski pembahasannya cukup mendasar.
“Narabahasa berangkat dari visi mengenalkan bahasa dengan cara mudah dan menarik. Berangkat dari visi itu, diambillah artikel-artikel yang, walaupun dasar pembahasannya, bisa dinikmati berbagai kalangan agar bahasa Indonesia semakin membumi,” kata Harrits.
Adapun judul Renjana dipilih karena kata tersebut selaras dengan tujuan buku ini, yakni untuk mendorong kecintaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia. Dessy mengatakan, buku ini diharapkan dapat menjadi pemicu renjana pada pembaca terhadap bahasa Indonesia.
“Kami berembuk menentukan opsi judul yang cocok untuk buku pertama ini. Saya berpikir, melalui buku ini kami ingin menyalurkan apa yang menjadi renjana atau passion kami. Harapannya, ketika buku ini sudah rilis, ini juga menjadi renjana teman-teman semua,” terang Dessy.
Sementara itu, subjudul Basa-basi Bahasa merepresentasikan langkah awal dalam memahami bahasa Indonesia secara lebih utuh. Itu tergambar dari topik bahasan di dalam buku ini. Harrits menjelaskan, buku ini membahas fenomena kebahasaan yang dekat dengan masyarakat, seperti keterampilan berbahasa, cara membuat tulisan edukatif yang menghibur, dan perkembangan bahasa slang.
“Hal-hal itu adalah yang dekat dan perlu untuk diperhatikan lebih lanjut. Tidak cuma bahasa sebagai hal yang rumit. Jadi, dimulai dari yang dekat. Itu sebabnya namanya Basa-basi Bahasa,” jelas Harrits.
Renjana: Basa-basi Bahasa dapat dijadikan bahan bacaan untuk memperdalam ilmu bahasa dengan cara yang mudah. Dessy mengatakan, buku ini ingin menyampaikan bahwa ihwal kebahasaan tidak sesulit yang dikira. Dalam buku ini, fenomena kebahasaan dikupas secara menarik dengan gaya bercerita.
“Melalui buku ini, ihwal kebahasaan bisa dicerna dengan cara gampang. Banyak teori yang mungkin kalau dibaca dari sumber aslinya susah dipahami, tetapi melalui buku ini, kami bantu. Ini konsepnya, ini contoh kasusnya,” kata Dessy.
Penulis : Fath Putra Mulya
Penyunting : Harrits Rizqi