Mempelajari Ragam Laras Bahasa untuk Institusi Formal
Dalam pemerintahan yang selalu berurusan dengan dokumen resmi, keterampilan bahasa dan pemantapan tata bahasa perlu menjadi perhatian khusus. Sekretariat Jenderal DPR adalah salah satu institusi yang sadar akan pentingnya kemampuan menulis untuk meningkatkan kinerja yang profesional. Meski merupakan bagian dari lembaga formal, kegiatan tulis-menulis yang dilakukan seharusnya tidak hanya berpatok pada produksi naskah dinas yang cenderung baku dan ketat ejaannya. Terdapat laras bahasa lain seperti penulisan ilmiah, jurnalistik, bahkan kreatif yang bisa dikulik dan dipelajari oleh semua kalangan.
Upaya mengasah keterampilan bahasa telah dilakukan oleh 30 analis legislatif dan kebijakan Sekretariat Jenderal DPR pada Sabtu pagi, 4 November 2023. Dalam sesi berbagi bersama Ivan Lanin, para analis dibekali pengetahuan tentang berbahasa yang baik dari sisi konteks maupun kaidahnya. Sebelumnya, para analis telah menjalani uji kemahiran berbahasa Indonesia secara kolektif dengan bimbingan dari tiga ahli bahasa Badan Bahasa. Hasil uji tersebut menjadi pijakan untuk evaluasi dan perbaikan, dengan harapan memberikan masukan yang konstruktif untuk meningkatkan kemampuan bahasa mereka di masa yang akan datang.
Pada uji kemahiran berbahasa Indonesia, sebanyak 24 peserta berhasil meraih peringkat unggul, menunjukkan kompetensi tinggi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan, termasuk pengelola jurnal dan editor penulis. Pencapaian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbahasa mereka, tidak hanya dalam konteks formal seperti penulisan surat dan laporan, tetapi juga dalam genre tulisan yang lebih populer dan menarik perhatian publik.
Sesi pemantapan bahasa dilaksanakan selama dua jam di Hotel Salak, Bogor, yang terbagi menjadi dua bagian. Pada sesi pertama, Ivan Lalin menyampaikan materi tentang laras bahasa dan satuan bahasa. Para analis mendapatkan wawasan tentang berbagai genre tulisan, mulai dari bisnis hingga populer dan jurnalistik. Tak hanya itu, beberapa analis juga terlibat dalam pembuatan naskah hukum dan kreatif.
Sesi tanya jawab menjadi momen interaktif, dengan enam pertanyaan menarik dari peserta. Beberapa pertanyaan mencakup topik seputar peminjaman kata bahasa asing, perubahan ejaan, dan perbedaan bentuk kata dalam bahasa Indonesia. Diskusi ini menciptakan ruang untuk berbagi pemikiran dan pemahaman mendalam tentang kaidah bahasa. Harapannya, analis legislatif ini dapat menjalankan tugas yang didukung dengan pengetahuan dan keterampilan bahasa yang lebih baik.
Penulis: Sabrina Araminta
Penyunting: Rifka Az-zahra
Bagaimana tanggapan Kerabat Nara?
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Artikel & Berita Terbaru
- Memahami Arti “Rakyat”
- Krul: Simbol Penerimaan
- Dari Buku ke Bilik Suara: Memanfaatkan Sastra untuk Memilih Pemimpin Negara
- Tantangan dalam Penulisan Berita dan Siaran Pers
- Strategi Optimalkan Konten Medsos
- Griyaan OJK: Naskah Dinas Lebih Menarik dan Efisien
- Mengenal Antropologi Linguistik
- Nasib Bahasa Daerah di Tengah Perayaan Bulan Bahasa
- Saudara Anjing
- Mempelajari Ragam Laras Bahasa untuk Institusi Formal
- Penulisan Latar Belakang Karya Ilmiah Mahasiswa
- Kelas Luring Rasa Privat bersama IAPI