Belajar Menyusun Tesis dan Disertasi dari Pakarnya
Narabahasa kembali membersamai para pejuang laras ilmiah dengan menyelenggarakan Kelas Daring Praktis (KDP) Kiat Menulis Tesis dan Disertasi pada Selasa, 9 November 2021, melalui ruang Zoom.
Dalam KDP ini, Felicia Nuradi Utorodewo, dosen Sastra Indonesia, Universitas Indonesia, hadir sebagai pembicara. Ada tiga bahasan yang dijelaskan Felicia, yaitu karakteristik, penyusunan, serta laras bahasa tesis dan disertasi.
Mulanya, Felicia menjelaskan hakikat karya tulis ilmiah. Menurutnya, karya tulis ilmiah adalah sebuah karya yang dihasilkan dari kegiatan menulis dengan menerapkan kaidah ilmiah, mengutamakan aspek rasionalitas, serta mengusung permasalahan yang bersifat objektif dan faktual.
Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan kaidah penyusunan karya ilmiah berdasarkan ISO 5966. Kemudian, Felicia menerangkan perbedaan antara tesis dan disertasi. Selain berbeda tingkat status penelitinya, tesis dan disertasi dapat dibedakan berdasarkan karakteristiknya.
“Dalam tesis, kita harus mampu menjelaskan dan menguraikan penyebab suatu gejala. Sementara, dalam disertasi, kita harus mampu menghasilkan temuan atau teori baru,” jelasnya.
Setelah membahas karakteristik, ia memaparkan penyusunan tesis dan disertasi. Pada pendahuluan, kedua karya tulis ilmiah itu terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, kemaknawian penelitian, dan sistematika.
“Kemaknawian penelitian ini adalah letak kebaruan dalam penelitian kita. Selain itu, ini juga merujuk pada sumbangsihnya dalam pengembangan teori atau penerapan teori bagi kemaslahatan masyarakat,” ujar Felicia.
Bagian selanjutnya yang harus disusun dalam tesis dan disertasi adalah tinjauan pustaka atau kerangka konseptual. Bagian itu berisikan penelitian terdahulu dan landasan teoretis. Menurut Felicia, penelitian terdahulu yang digunakan memiliki batasan waktu, yakni lima sampai sepuluh tahun terakhir.
Kemudian, ia menjelaskan metodologi penelitian. Metode penelitian yang dapat digunakan ialah kualitatif dan kuantitatif. Datanya dikumpulkan melalui sumber primer atau sekunder. Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya ialah menganalisis data.
“Menganalisis data dapat dilakukan dengan mengklasifikasi data. Berdasarkan data yang sudah dikelompokkan, kita dapat mencatat temuan sementara,” lanjutnya.
Pada bagian pembahasan, hal yang perlu dilakukan adalah menguraikan dan mengobservasikan data, menguraikan temuan, serta membahas hasil penelitian itu secara tuntas. Sementara, pada penutup, seorang peneliti harus merumuskan hasil atau menguraikan pembaruan teori.
Setelah membahas kiat penyusunan, ia melanjutkan pemaparannya dengan mengemukakan laras bahasa dalam tesis dan disertasi. Pada bagian terakhir KDP ini, ia menerangkan skala keterbacaan kalimat, pemilihan kata, serta ketertiban ejaan.
***
Penulis: Rassya Priyandira
Penyunting: Harrits Rizqi
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Tabah ke-145 bersama Alfan, Harapan III Duta Bahasa Nasional 2023
- Pelatihan Griyaan untuk DJKI: Belajar Menulis Berita yang Efektif
- Hadapi Tantangan Menyusun Laporan Tahunan bersama Narabahasa
- Tabah ke-144 bersama Luthfi, Harapan II Duta Bahasa Nasional 2023
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi
- Nilai Religius Ungkapan Kematian