Tabah episode ke-163 dilaksanakan pada Kamis, 13 Maret 2025. Moderator Tabah kali ini adalah Teh Meila (pemagang Divisi SDM) yang ditemani oleh dua pemantik dari Duta Bahasa Sumatra Barat 2024, yaitu Uda Raihan dan Uni Ririn. Uda Ivan Lanin sebagai narasumber tetap Tabah hadir tepat waktu seperti biasa.
Sebelum memulai tanya jawab, Uda Ivan mengungkapkan bahwa dirinya senang pada episode kali ini tidak hanya dirinya yang dipanggil dengan “Uda” karena ada Uda Raihan yang berasal dari Minang. Uda Ivan juga mengatakan bahwa nama Uda Raihan dan Uni Ririn berima saat diucapkan. Siapa sangka, saat pemilihan Duta Bahasa, Uda Raihan dan Uni Ririn memang memiliki jenama “Dua R”.
Uda Ivan bercerita bahwa dirinya pernah bertemu dengan Uda Raihan dan Uni Ririn pada saat penjurian Duta Bahasa Nasional tahun lalu. Saat ini, Uda Raihan dan Uni Ririn aktif mengikuti program rutin kebahasaan yang diselenggarakan oleh Duta Bahasa Sumatra Barat. Menurut Uni Ririn, mengikuti seleksi Duta Bahasa bukan hanya menambah pengetahuan bahasa Indonesia, melainkan juga bahasa daerah.
Di antara banyaknya pertanyaan yang diajukan pada Tabah kali ini, ada pertanyaan menarik tentang eufemisme. Apa perbedaan dioplos dan di-blending? Lalu, apa perbedaan kata ditunda dan disesuaikan? Mengutip jawaban Uda Ivan di Medium, sikap kritis terhadap pilihan kata (diksi) yang digunakan pemerintah itu diperlukan karena mereka kerap memasukkan eufimisme (penghalusan). Kedua kasus yang ditanyakan berkaitan dengan dugaan korupsi pengadaan Pertamax dan pengunduran pengangkatan CPNS dan PPPK.
Uda Ivan melanjutkan, pada kasus pertama, baik dioplos maupun di-blending sama-sama mengandung arti ‘dicampur’. Namun, dioplos mengandung komponen makna ‘penurunan mutu’, sedangkan di-blending (dicampur) netral. Selain itu, blending merupakan proses yang biasa digunakan dalam pengolahan minyak bumi untuk mendapatkan spesifikasi tertentu. Kata yang dipilih pemerintah mengurangi konotasi negatif dan cukup sah.
Acara Tabah berlangsung dengan lancar dan interaktif. Sebagai pernyataan penutup, Uda Ivan membahas acara Kinara pekan lalu. Dirinya menyebutkan pernyataan dr. Andreas—narasumber Kinara pekan lalu—bahwa menulis adalah perkara kedisiplinan. Perjuangan bagi penulis yang sukses adalah kedisiplinan. Bagi Uda Ivan, disiplin dalam menulis adalah hal yang penting. Jangan menulis hanya saat situasi sedang baik. Uda Ivan mengatakan bahwa menulis skripsi juga membutuhkan kedisiplinan.
Kedua pemantik menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada mereka. Uni Ririn berharap Kerabat Nara dapat terus mengajukan pertanyaan secara aktif pada setiap kegiatan Tabah. Menurutnya, dengan bertanyalah kita dapat mengekspresikan rasa ingin tahu. Uda Ivan menambahkan dengan mengatakan bahwa peradaban manusia muncul karena manusia gemar bertanya. Itulah yang membuat kita berkembang.
Kegiatan Tabah dapat Kerabat Nara saksikan selama Ramadan pada pukul 16.00–17.00 di akun Instagram @narabahasa.
Penulis: Nunung Asmawati
Penyunting: Rifka Az-zahra