Acara rutin Narabahasa, yaitu Kinara episode ke-46, telah terlaksana pada Minggu, pukul 19.00–20.00 WIB. Kali ini, Kinara menghadirkan Cecillia Wang, penulis muda dan berbakat yang menulis karya fiksi yang terasa dekat, manis, dan kadang menusuk.
Pada Kinara kali ini, Cecillia membahas novelnya yang berjudul A Portrait of Ever and a Day di platform Space X (Twitter) bersama Ivan Lanin sebagai moderator dan Tyas sebagai hos. Acara ini berjalan dengan lancar dan telah didengarkan oleh kurang lebih 1.000 orang.
Malam itu, Cecillia Wang, dengan nada bicara yang tenang, tetapi penuh ambisi, menyatakan kesiapannya untuk menentukan nasib akhir tokoh-tokoh ciptaannya, termasuk kemungkinan kematian. Selama satu dekade terakhir, ia telah menghasilkan 25 buku dengan kontrol penuh atas setiap aspek produksi, mulai dari alur cerita hingga detail visual, seperti tata letak dan pemilihan jenis huruf. Ia bahkan memiliki pandangan yang tegas terhadap peran editor, yang baginya hanya bertugas mengoreksi kesalahan penulisan—dan itu pun memerlukan persetujuannya.
Perjalanan menulis Cecillia bermula pada masa kuliahnya di Universitas Pelita Harapan (UPH) sekitar tahun 2015, saat ia memanfaatkan waktu luang untuk menuangkan ide-ide dalam bentuk tulisan. Meskipun awalnya menghadapi penolakan dari berbagai penerbit, ia tidak patah semangat. Platform Wattpad menjadi titik balik yang signifikan dalam kariernya. Setelah mengunggah beberapa bab, ia secara tak terduga mendapatkan banyak pembaca. Fenomena ini menarik perhatian beberapa penerbit yang sebelumnya menolak naskahnya. Akhirnya, ia memilih Bukune sebagai mitra penerbitannya hingga saat ini.
Gaya penulisan Cecillia Wang dikenal sangat terstruktur, dimulai dengan membangun latar belakang keluarga karakter yang detail. Ia bahkan sering menghubungkan karakter dari satu karyanya ke karya lain sebagai kameo. Ia mengakui bahwa menulis karya yang panjang seperti novel terasa lebih sesuai dengan dirinya dibandingkan dengan menulis cerpen. Setiap novel yang ia tulis umumnya memiliki prolog, isi cerita berjumlah puluhan bab, dan epilog. Dengan produktivitas yang cukup tinggi, Cecillia mampu menghasilkan minimal tiga bab dalam sehari.
Inspirasi untuk cerita-ceritanya dapat muncul dari berbagai sumber, mulai dari pengalaman sehari-hari, percakapan dengan teman, hingga interaksi di media sosial dan komentar dari pembaca. Penentuan nama tokoh utama biasanya Cecillia lakukan pada awal proses menulis. Terkadang ia menyisipkan nama orang-orang terdekatnya ke dalam cerita dengan izin yang bersangkutan. Menariknya, ia menyimpan semua komentar dari pembaca sebagai bahan evaluasi dan inspirasi untuk proyek berikutnya.
Dedikasi Cecillia terhadap pembaca sangat mendalam. Meskipun telah meraih popularitas, ia tetap memilih Wattpad sebagai platform pertama untuk berbagi cerita-ceritanya sebelum diterbitkan dalam bentuk buku cetak. Ia menganggap platform tersebut ruang interaksi yang penting. Unggahannya sering kali memicu antusiasme dan rasa penasaran yang tinggi di kalangan pembaca.
Obrolan dengan Cecillia Wang memberikan kesan seperti sedang berbincang dengan teman lama yang sangat pandai bercerita. Ia mampu membuat pendengarnya terlibat secara emosional. Karakter-karakter dalam novelnya pun demikian. Walau tidak sempurna, mereka berhasil meninggalkan kesan mendalam bagi para pembaca.
Penulis: Prastika Dewi Untari
Penyunting: Naufal Ghifari
1 komentar
Apa yang menjadi titik balik dalam karier menulis Cecillia Wang?