Verba Semitransitif dan Taktransitif
Sebelumnya, kita sudah mengenal verba yang memiliki sifat transitif. Verba transitif diartikan sebagai verba yang membutuhkan objek berupa nomina dalam kalimat aktif. Kali ini, kita lihat dua ciri lainnya dalam verba, yakni verba semitransitif dan taktransitif.
Verba Semitransitif
Pada verba semitransitif, objek dinyatakan secara tersirat. Perhatikan contoh berikut.
- Ibu sudah minum air mineral.
- Ibu sudah minum.
Contoh pertama merupakan kalimat dengan verba transitif. “Air mineral” berdiri sebagai objek. Sementara itu, pada contoh kedua, “air mineral” tidak dituliskan secara eksplisit. Oleh karenanya, contoh kedua merupakan kalimat yang memuat predikat dengan verba semitransitif.
Pada umumnya, verba semitransitif ditandai oleh kata membaca, menonton, makan, menulis, dan melahirkan.
Verba Taktransitif
Selain transitif dan semitransitif, verba berdasarkan perilaku sintaksis juga memiliki ciri taktransitif atau intransitif. Verba ini tidak memiliki objek dan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni verba intransitif yang memiliki pelengkap dan tidak berpelengkap.
Tiga contoh di bawah ini merupakan kalimat dengan verba intransitif tanpa pelengkap.
- Bapak sedang mandi.
- Kita bekerja keras untuk bertahan hidup.
- Dia bernyanyi di depan kelas.
Verba intransitif tanpa pelengkap antara lain adalah berdiri, berlari, datang, duduk, pergi, membaik, dan memburuk.
Selanjutnya, perhatikan tiga kalimat berikut yang memiliki verba intransitif berpelengkap.
- Yang dinyatakannya adalah sebuah kebohongan.
- Dia mulai tak tenang.
- Anak itu berpikiran jernih.
Apabila verba “adalah” dan “mulai” tidak diikuti dengan pelengkap, kedua kalimat tersebut akan terasa ganjil. Maka dari itu, contoh pertama dan kedua merupakan kalimat dengan verba intransitif yang wajib memiliki pelengkap. Verba jenis ini dapat juga diidentifikasi melalui kata berdasarkan, berkata (bahwa), berkesimpulan, merupakan, menyerupai, dan lain-lain.
Namun, dalam konteks tertentu, “jernih” dalam contoh ketiga dapat dihapus sehingga kalimat menjadi Anak itu berpikiran. Meskipun terdengar aneh, nyatanya “berpikiran” sama seperti “memiliki pikiran”. Jika demikian, verba itu disebut sebagai verba intransitif yang tidak wajib memiliki pelengkap atau verba intransitif yang berpelengkap manasuka. Di sini, verba boleh diikuti pelengkap atau tidak, berbeda dengan verba transitif tak berpelengkap yang sama sekali tidak bisa memiliki pelengkap.
Contoh lain dari verba intransitif yang berpelengkap manasuka adalah berbaju, berharga, berhenti, merasa, naik, dan turun.
Rujukan:
Moeliono, Anton. M dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Penulis: Yudhistira
Penyunting: Ivan Lanin
Daftar Tag:
Artikel & Berita Terbaru
- Perbedaan Pantomim dan Mime
- Tabah ke-145 bersama Alfan, Harapan III Duta Bahasa Nasional 2023
- Pelatihan Griyaan untuk DJKI: Belajar Menulis Berita yang Efektif
- Hadapi Tantangan Menyusun Laporan Tahunan bersama Narabahasa
- Tabah ke-144 bersama Luthfi, Harapan II Duta Bahasa Nasional 2023
- Dua Pekan Lagi Bulan Bahasa dan Sastra
- Griyaan Penulisan Wara Narabahasa untuk Kemenkeu
- Tabah ke-143 bersama Arianti, Harapan II Duta Bahasa 2023
- Bagaimana Anak Memperoleh Keterampilan Berbahasa?
- KDP Hadir Kembali: Kerinduan yang Sedikit Terobati
- Kreasi Konten Media Sosial Finalis Dubasnas 2024
- Menelisik Peran Nama pada Tempat melalui Kajian Toponimi