Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat digolongkan menjadi kalimat simpleks (tunggal), majemuk (majemuk setara), kompleks (majemuk bertingkat), dan majemuk kompleks. Kali ini, kita akan membahas perbedaan kalimat majemuk setara dan majemuk bertingkat. 

Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan setara. Hubungan antarklausa dalam kalimat majemuk setara lazimnya ditandai dengan kehadiran konjungsi dan, atau, juga tetapi. Ketiga konjungsi ini juga digantikan dengan konjungsi serta (maknanya mirip dengan dan), sedangkan, padahal, dan melainkan (maknanya mirip dengan tetapi).

  • Aku ingin menonton bola, tetapi adikku ingin bermain PlayStation.
  • Anda dapat mengambil langsung dokumen tersebut di kantor cabang terdekat atau mengunduhnya melalui tautan berikut.
  • Dewan Komisaris memutuskan untuk menaikkan pembagian dividen bagi para direktur serta menyetujui penunjukan presiden direktur yang baru.
  • Dia bukan penyair, melainkan seorang penyiar. 

Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat atau kalimat kompleks juga terdiri atas dua klausa, tetapi salah satu klausanya merupakan perluasan. Perluasan ini adalah klausa subordinatif atau anak kalimat.

  • Pak Kades datang ketika pertandingan belum mulai.
  • Dia bilang bahwa kakaknya akan menjemputnya besok.
  • Kasus penipuan yang pernah menggemparkan publik itu dilakukan oleh anak berumur sepuluh tahun. 

Dalam struktur kalimat, klausa subordinatif tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri. Anak kalimat (klausa subordinatif) selalu bergantung pada induk kalimat (klausa utama). Pada contoh di atas, konstituen ketika pertandingan belum mulai, bahwa kakaknya akan menjemputnya besok, dan yang pernah menggemparkan publik adalah klausa subordinatif. Ketiganya hadir sebagai perluasan dari salah satu unsur dalam klausa utama.

Perbedaan Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat

Berdasarkan pemaparan di atas, berarti, perbedaan kalimat majemuk setara dan bertingkat terletak pada hubungan antarklausanya. Pada kalimat majemuk setara, klausa memiliki hubungan yang koordinatif. Selain contoh di atas, konjungsi-konjungsi yang sering dijumpai pada kalimat majemuk setara adalah lalu, kemudian, lagi pula, hanya, padahal, sedangkan, juga baik … maupun. 

Sementara itu, kalimat majemuk bertingkat tersusun atas klausa yang memiliki hubungan yang subordinatif. Konjungsi-konjungsi yang sering ditemukan pada kalimat majemuk bertingkat adalah sebagai berikut.

  1. Konjungsi waktu: setelah, sesudah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sewaktu, sementara, sambil, seraya, sambil, selama, sehingga, sampai (dengan)
  2. Konjungsi syarat: jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, apabila, manakala
  3. Konjungsi pengandaian: andai, andaikan, seandainya, andaikata, sekiranya
  4. Konjungsi tujuan: agar, supaya, biar, untuk, demi, bagi
  5. Konjungsi konsesif: biarpun, meskipun, sungguhpun, sekalipun, walaupun, kendatipun
  6. Konjungsi pembandingan atau kemiripan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, bagaikan, laksana, alih-alih, ibarat, bak, bagai
  7. Konjungsi sebab atau alasan: sebab, karena
  8. Konjungsi hasil atau akibat: sehingga, sampai-sampai, akibatnya, akhirnya
  9. Konjungsi cara: dengan, tanpa, secara
  10. Konjungsi alat: dengan, tanpa
  11. Konjungsi komplementasi: bahwa
  12. Konjungsi atribut: yang
  13. Konjungsi perbandingan: lebih … dari, lebih … daripada, sama … dengan …

 

Rujukan:

Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin