Saya yakin beberapa dari kita masih sering menganggap bahwa majas merupakan konsep yang sama dengan gaya bahasa. Kalau diingat-ingat, guru bahasa Indonesia sewaktu saya bersekolah pun sering mengutarakan, “Majas atau gaya bahasa ….” Sebetulnya, apakah tepat untuk menganggap majas sama dengan gaya bahasa?

KBBI mendefinisikan majas sebagai ‘cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain; kiasan’. Sementara itu, berdasarkan Kamus Linguistik Edisi Keempat (2008), gaya bahasa adalah ‘pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis’; ‘pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu’; dan ‘keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra’. Dari sini, kita bisa lihat sekilas bahwa majas punya makna yang lebih spesifik, yakni kiasan. Sebaliknya, gaya bahasa memiliki arti yang lebih luas.

Menurut Shintya (2013) dalam “Samakah Majas Dengan Gaya Bahasa?“, penulisan kalimat dengan struktur tertentu dan pemilihan kata juga termasuk dalam pemanfaatan gaya bahasa. Hal ini mampu mencerminkan kekhasan sang penulis. Lalu, dalam “Majas dan Pembentukannya” (2002), Okke Zaimar mengutip pemaparan Ducrot dan Todorov (1972) yang mengemukakan tiga tataran bahasa, yaitu tataran bunyi (seperti asonansi dan aliterasi), tataran sintaksis (seperti kalimat inversi dan kalimat taklengkap), serta tataran semantik (metafora, repetisi, hiperbola, dsb.) Buat saya, tiga tataran tersebut adalah klasifikasi pemanfaatan gaya bahasa. Tataran yang ketiga, yakni semantik, menurut Zaimar, dapat disebut sebagai majas.

Perlu saya tegaskan, batasan antara majas dan gaya bahasa memang sukar untuk dipastikan. Beberapa peneliti masih menganggap bahwa keduanya merupakan konsep yang sama. Saya rasa, kekaburan ini terjadi karena tataran bunyi, sintaksis, dan semantik sebetulnya berkaitan. Namun, Zaimar dan Shintya mencoba menawarkan perspektif lain bahwa majas tidak sama dengan gaya bahasa; bahwa majas hanya bagian dari gaya bahasa.

#majas #gayabahasa

Rujukan:

  • Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Shintya. 2013. “Samakah Majas Dengan Gaya Bahasa?“. Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung. Diakses pada 23 November 2021.
  • Zaimar, Okke. 2002. “Majas dan Pembentukannya”. Dalam Jurnal Makara, Sosial Humaniora Vol. 6, No. 2, Desember. Depok: Universitas Indonesia.

Penulis: Yudhistira

Penyunting: Ivan Lanin