Kiat Berbicara dengan Efektif dan Menarik di Depan Umum

oleh Ivan Lanin
kiat berbicara

Berbicara merupakan keterampilan bahasa kedua yang dikuasai manusia setelah menyimak. Momen ketika bayi mulai bisa berbicara merupakan momen yang sangat dinanti-nantikan kedua orang tuanya. Kemampuan berbicara diperoleh bayi merupakan respons terhadap bunyi bahasa yang didengarnya. Dia belajar berbicara dengan menirukan bunyi bahasa dari lingkungannya.

Sayangnya, kemampuan berbicara tidak serta-merta membuat kita dapat berbicara di depan umum. Apalagi dengan efektif dan menarik. Padahal, keterampilan berbicara di depan umum sangat dibutuhkan untuk menyampaikan gagasan dan menunjukkan intelektualitas. Menulis memang dapat juga dipakai untuk menyampaikan gagasan, tetapi ada unsur komunikasi nonverbal yang absen dari tulisan.

Ada empat hal pokok yang diperlukan seorang pembicara untuk dapat berbicara dengan efektif dan menarik di depan umum, yaitu sikap, suara, wajah, dan tubuh. Pembicara perlu memiliki sikap percaya diri, rendah hati, santun, dan jenaka. Suaranya perlu memiliki intonasi, artikulasi, volume, dan kecepatan yang tepat dan sesuai. Pembicara pun perlu belajar mengendalikan wajahnya dalam bentuk senyum, ekspresi, dan tatapan mata. Terakhir, pembicara juga harus menjaga tubuhnya secara keseluruhan dalam hal posisi, penampilan, postur, gestur, dan gerakan.

Sikap dan Suara

Sikap percaya diri merupakan hal pertama yang dibutuhkan dari seorang pembicara. Akan tetapi, sikap percaya diri itu perlu diimbangi dengan sikap rendah hati dan santun. Ketiga sikap itu menumbuhkan kepercayaan audiens, apalagi kalau ditambah dengan sikap jenaka yang menyebabkan pembicara semakin menawan. Kepercayaan  meningkatkan penerimaan terhadap pembicara dan pesan yang disampaikannya.

Suara sebagai medium penyampaian pesan merupakan hal penting berikutnya yang perlu dikuasai seorang pembicara. Intonasi pengucapan, artikulasi kata, volume suara, dan kecepatan bicara seorang pembicara perlu diatur dan disesuaikan. Tanpa pengaturan dan penyesuaian, keempat faktor itu dapat menyebabkan gagalnya penyampaian pesan.

Wajah dan Tubuh

Wajah merupakan bagian tubuh yang biasanya menjadi perhatian utama kawan bicara dari seorang pembicara. Senyum dan ekspresi merupakan bentuk komunikasi nonverbal yang membuat audiens nyaman. Tatapan mata pembicara melengkapi kenyamanan audiens karena—sesuai dengan peribahasa “mata adalah jendela hati”—binar dan sorot mata menunjukkan antusiasme dan intelektualitas pembicara.

Agar menjadi pusat perhatian, pembicara pun perlu mengatur posisi dan gerak tubuhnya. Posisi pembicara perlu dapat dilihat oleh semua audiens dan tampilannya perlu menarik dan meyakinkan. Selanjutnya, postur (sikap tubuh) dan gestur (gerakan anggota badan) perlu menimbukan kesan positif dari audiens, Akhirnya, gerakan dapat membuat pembicara tetap menjadi pusat perhatian.

Penulis: Ivan Lanin
Penyunting: Dessy Irawan

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar