Undang-Undang tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) yang merupakan jenis omnibus bill disahkan DPR pada Senin, 5 Oktober 2020. Omnibus bill atau omnibus law adalah undang-undang yang mengatur berbagai macam topik dan dimaksudkan untuk mengamendemen, memangkas, dan/atau mencabut undang-undang lain. Undang-undang semacam itu biasanya digunakan dalam sistem hukum umum (common law) meskipun ada juga negara dengan sistem hukum sipil (civil law), seperti Indonesia. Negara yang memiliki undang-undang jenis itu antara lain Amerika Serikat, Kanada, Republik Irlandia, Selandia Baru, Turki, dan Vietnam.

Kata omnibus berasal dari bahasa Latin omnis yang berarti ‘untuk semua’. Padanan yang dipakai oleh beberapa media massa untuk kata itu adalah sapu jagat. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (KBBI Daring) makna yang cocok dengan penggunaan pada konteks hukum ini adalah ‘meliputi seluruhnya’. Selain itu, kita juga dapat menyerap kata omnibus karena (1) ejaannya sudah sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia (pola VK-KV-KVK kita temukan, misalnya pada abdomen) dan (2) pengucapannya pun mudah dilakukan penutur bahasa Indonesia. Jadi, kita bisa memadankan kata omnibus dengan menyerap ejaan dan lafalnya atau menerjemahkannya menjadi sapu jagat.

Seperti kita lihat pada kasus omnibus, pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia memang dapat dilakukan dengan penyerapan atau penerjemahan. Ada istilah yang hanya dapat dipadankan dengan salah satu metode, tetapi ada juga yang bisa dipadankan dengan kedua metode. Contoh istilah lain yang dapat dipadankan dengan kedua metode adalah netizen yang bisa diserap menjadi netizen atau diterjemahkan menjadi warganet.

Pemadanan dengan penyerapan dilakukan dengan penyesuaian ejaan dan/atau lafal. Penyerapan langsung kita lakukan misalnya pada kata media yang ejaan dan lafalnya dipertahankan sama dengan ejaan dan lafal dalam bahasa Inggris. Penyesuaian lafal kita terapkan misalnya pada kata unit yang berbeda pelafalan /u/-nya, sedangkan penyesuaian ejaan kita terapkan misalnya pada camera yang diubah menjadi kamera. Yang terlengkap, ada juga kata yang diserap dengan penyesuaian ejaan ataupun lafal, misalnya social menjadi sosial.

Pemadanan dengan penerjemahan dapat dilakukan secara langsung atau melalui perekaan. Penerjemahan secara langsung misalnya dilakukan pada penerjemahan higher education menjadi pendidikan tinggi yang menerjemahkan tiap unsur istilah secara harfiah. Penerjemahan melalui perekaan misalnya dilakukan pada penerjemahan flying fox menjadi luncur gantung yang mengambil konsep istilah, bukan terjemahan dari tiap kata.

Kedua metode pemadanan itu pun dapat dikombinasikan, misalnya pada kata subdivision yang dipadankan menjadi subbagian, dengan penyerapan sub dan penerjemahan division menjadi bagian. Contoh kombinasi lain misalnya bound morpheme yang dipadankan menjadi morfem terikat, dengan penyerapan morpheme menjadi morfem dan penerjemahan bound menjadi terikat.

Pemadanan merupakan salah satu topik peristilahan yang dapat dipakai untuk melengkapi empat cara pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Keempat cara itu adalah pengimbuhan, perulangan, penggabungan, dan pemendekan. Pembahasan tentang pemadanan dan pembentukan kata tersebut melengkapi pembahasan tentang kelas dan pemilihan kata pada kelas daring Narabahasa (KDNB) Pemilihan Kata dan Peristilahan. KDNB tentang kata merupakan bagian dari rangkaian kelas gramatika bahasa Indonesia, selain KDNB tentang wacana dan paragraf, kalimat, serta ejaan. Semua kelas itu dan berbagai kelas lain tentang keterampilan bahasa dapat diikuti dengan mendaftar melalui Sinara.