Kebebalan Kelompok

oleh Ivan Lanin

Pandu Riono geram. Pada 20 Juni 2020, ahli epidemiologi dari FKM UI (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia) itu mengetwit bahwa Indonesia mengidap herd stupidity. Penularan virus korona dipermudah oleh perilaku bodoh kita yang enggan divaksinasi dan tidak mematuhi 5M: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Pandu menyebutkan bahwa baik pemerintah maupun masyarakat sama-sama abai terhadap kondisi pandemi, misalnya pada masa mudik Lebaran 2021. Pada masa itu, pemerintah tidak melarang mudik dengan ketat, sedangkan masyarakat masih mudik meski dilarang. Pemerintah dan masyarakat melakukan kebodohan bersama atau komunal yang menyebabkan peledakan jumlah kasus Covid-19.

Istilah herd stupidity merupakan pelesetan dari istilah herd immunity. Herd immunity—yang diterjemahkan menjadi kekebalan kelompok—adalah kekebalan satu populasi terhadap penyakit yang terbentuk melalui vaksinasi atau setelah infeksi menyebar di tengah populasi tersebut. Warganet menggaungkan padanan kebebalan kelompok sebagai padanan herd stupidity.

Pemadanan stupidity menjadi kebebalan, alih-alih kebodohan yang biasanya dipakai sebagai padanan kata itu, merupakan permainan bahasa dengan memanfaatkan pasangan minimal (minimal pair). Setyadi dan Wasisto (2018) menyatakan bahwa pasangan minimal adalah “kemampuan pengubahan bentuk dan beda/kontras makna kata akibat adanya penggantian satu atau lebih fonem dalam struktur internal pada pasangan kata.” Bebal dan kebal adalah pasangan minimal, sama seperti enak dan anak, kakak dan kakek, serta sari dan tari.

Penggunaan pasangan minimal untuk permainan bahasa juga sudah dicontohkan oleh Joko Pinurbo pada puisi “Kamus Kecil” (2014).

Bahwa sumber segala kisah adalah kasih

Bahwa ingin berawal dari angan

Bahwa ibu tak pernah kehilangan iba

Bahwa segala yang baik akan berbiak

Bahwa orang ramah tidak mudah marah

Bahwa untuk menjadi gagah kau harus menjadi gigih

Bahwa seorang bintang harus tahan banting

Bahwa orang lebih takut kepada hantu ketimbang kepada Tuhan

Bahwa pemurung tidak pernah merasa gembira

Sedangkan pemulung tidak pelnah merasa gembila

Bahwa orang putus asa suka memanggil asu

Bahwa lidah memang pandai berdalih

Bahwa kelewat paham bisa berakibat hampa

Bahwa amin yang terbuat dari iman menjadikan kau merasa aman

***

Jangan bebal. Jauhi kerumunan dan kurangi mobilitas agar terhindar dari kebebalan kelompok. Kita di rumah saja. Tidak usah khawatir, Nara telah menyiapkan berbagai konten dan acara HEI (hiburan, edukasi, dan inspirasi) yang dapat dinikmati Kerabat Nara secara daring, baik secara langsung maupun mandiri. Bahkan, Nara sudah bekerja sama dengan Liberica untuk menyediakan berbagai produk demi menemani Kerabat Nara di rumah.

Kita bisa mengalahkan pandemi bersama-sama!

***

Penulis: Ivan Lanin

Anda mungkin tertarik membaca

Tinggalkan Komentar