Sesuai judul artikel ini, Bagaimana Saya Menulis yang kali ini hadir di Spotify Ruang Dengar Nara mengundang Yudhistira—seorang penulis di balik terbitnya artikel-artikel Narabahasa (narabahasa.id). Sejak 2020, Yudhistira sudah mengisi 400 lebih artikel kebahasaan di situs Narabahasa.
Selain konsisten menulis di situs Narabahasa, Yudhistira juga menjadi penulis wara, naskah video, naskah audio, lirik lagu, takarir, dan berbagai bentuk tulisan lain. Ia juga sehari-hari bekerja di salah satu storytelling company dan sudah membuat dua buku kumpulan puisi, Peluru Biru (2014) dan Prasangka (2021).
Segudang pengalaman Yudhistira berangkat dari kegemarannya untuk menulis dibanding ngomong atau berekspresi di medium lain. Yudhistira merasa menulis adalah cara teraman untuk berekspresi. Ia menganggap menulis adalah petualangan: ruang nyaman dan juga menantang.
Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie menjadi awal mula Yudhistira menyadari bahwa tulisan berformat diari dapat menjadi sangat personal tetapi juga sangat sastrawi. Dari sanalah, Yudhistira mulai “memaksakan” diri untuk membuat tulisan personal. Mungkin terdengar seperti seorang remaja perempuan dengan buku diari kesayangannya, tetapi Yudhistira menganggap catatan hariannya sebagai wadah untuk becermin, merefleksikan diri, dan mengenali dirinya.
Selain Soe Hok Gie, pada kesempatan kali itu, Yudhistira juga menyebut belasan (bahkan puluhan) penulis yang memengaruhinya. Barangkali, setiap buku dari penulis yang ia baca—sedikit banyak—dapat memberinya inspirasi dan manfaat. Selain buku, ia mengaku beberapa kali membaca naskah drama dan pewayangan untuk keperluan mata kuliah.
Setelah lulus dari jurusan Sastra Indonesia peminatan Sastra, ia menyadari pertanyaan-pertanyaan yang hadir di kehidupan awam malah membawanya menjawab urusan-urusan linguistik. Pertanyaan seperti “Dhis, [kata] yang baku apa, ya?” atau “Dhis, lu kan anak Sastra. Kenapa, ya, kalimat ini enggak efektif?” sudah menjadi makanannya sehari-hari hingga ia penasaran untuk membaca lagi referensi-referensi linguistik yang dipelajarinya dahulu. Artikel-artikel di Narabahasa merupakan buah dari pembelajaran-pembelajarannya.
Penulis: Thesa Nurmanarina
Penyunting: Rifka Az-zahra