Ivan Lanin, Direktur Utama Narabahasa, memerinci tiga tahap penyajian presentasi dalam Kelas Daring Praktis (KDP) Narabahasa. Kelas tersebut diadakan secara daring pada Rabu, 16 Maret 2022, dengan tajuk “Kiat Menyajikan Presentasi Efektif”.
Menurut Ivan, penyajian presentasi terdiri atas tiga tahap, yaitu memahami keterampilan yang diperlukan, membuat perencanaan, dan melaksanakan presentasi.
Pada tahap pertama, Ivan mengatakan, keterampilan bahasa dan nonverbal menjadi dua hal yang harus diperhatikan dalam penyajian presentasi. Keterampilan bahasa menyangkut menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut diperlukan karena penyajian presentasi tidak hanya tentang berbicara. Saat berpresentasi, penyaji juga perlu menyimak audiens dengan saksama. Sementara itu, keterampilan membaca dan menulis diperlukan ketika menyiapkan bahan presentasi.
“Inilah dasar yang harus kita kuasai sewaktu kita ingin menyampaikan presentasi yang baik,” kata Ivan.
Di sisi lain, keterampilan nonverbal dalam presentasi menyoal aspek presentasi yang tidak menggunakan kata-kata. “Di luar keterampilan berbahasa, ada juga keterampilan lain yang diperlukan sewaktu kita melakukan presentasi. Ini disebut keterampilan nonverbal,” ujarnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah penampilan, ekspresi, postur dan gestur, suara, sentuhan, serta ruang dan waktu.
Tahap selanjutnya dalam menyajikan presentasi ialah perencanaan. Tahap tersebut dimulai dengan menentukan topik presentasi. Setelah itu, penyaji memilih sasaran dan mengenali audiens. Kemudian, penyaji menyusun bahan sesuai dengan topik, sasaran, dan audiens yang telah ditentukan.
“Berangkat dari sana, pikirkan apa saja elemen-elemen yang mesti dipersiapkan. Dengan adanya tujuan yang jelas, kita bisa merumuskan bahan yang mau kita sampaikan,” terang Ivan.
Hal lain yang perlu dilakukan saat menyiapkan presentasi ialah memperhatikan tempat, khususnya ketika presentasi dilakukan secara luring. Penyaji mesti mengenali ruangan dan lingkungan agar terbiasa dengan tempat tersebut sehingga kenyamanan dan kepercayaan diri dapat meningkat. Setelah mengenali tempat, penyaji menyiapkan sarana yang diperlukan untuk menopang jalannya presentasi.
Tahap perencanaan diakhiri dengan memperhatikan kesiapan sang penyaji. “Justru yang paling sering dicemaskan itu adalah penyaji,” ujar Ivan. Menurutnya, ada empat hal yang perlu dipersiapkan oleh penyaji, yaitu sikap, fisik, ekspresi, dan suara.
Dalam praktiknya, penyaji kerap menemukan berbagai persoalan. Siska, salah satu peserta kelas, menyebutkan bahwa ia terlalu banyak menggunakan bentuk tegun. Sebagai tanggapan atas persoalan Siska, Ivan menyebutkan bahwa bentuk tegun muncul karena penyaji memerlukan waktu untuk berpikir, tetapi ia tidak memberi jeda. Oleh karena itu, muncul kata-kata di luar kendali penyaji.
“Kalau butuh waktu untuk berpikir, lebih baik gunakan jeda. Audiens akan menunggu jeda itu. Yang tidak bisa menunggu biasanya diri kita sendiri. Kita merasa tidak enak sewaktu kita menjeda. Akhirnya kita menyelipkan kata eee. Kalau perlu berpikir, diam saja dahulu. Ini harus dilatih terus-menerus,” pesan Ivan.
Adapun tahap yang terakhir ialah pelaksanaan. Ivan menjelaskan, ada tiga bagian dalam tahap tersebut.
Pertama, bagian pembuka. Pada bagian ini, penyaji disarankan untuk meraih perhatian audiens, membangun kepercayaan, dan memberi ringkasan materi yang akan disampaikan. Untuk meraih perhatian audiens, penyaji dapat memberikan gambaran materi yang akan dipelajari. Sementara, untuk membangun kepercayaan, penyaji dapat menyertakan cerita pendukung yang relevan dengan materi presentasi.
Kedua, bagian paparan. Pada bagian ini, penyaji perlu menyambungkan gagasan, mempertahankan perhatian audiens, dan mengusahakan pelibatan dengan audiens.
Ketiga, bagian penutup. Penyaji merangkum pesan, memberi seruan tindakan, dan menciptakan kesan.
“Jangan lupa untuk merangkum apa saja yang akan kita tanamkan. Kemudian, kalau ada hal yang ingin kita sampaikan, serukan tindakan dan ajak peserta melakukan sesuatu. Yang terakhir, ciptakan kesan. Bisa melalui salindia penutup yang isinya kata-kata mutiara, bisa dengan kalimat penutup. Intinya, kita ingin orang itu pulang dengan mendapatkan sesuatu yang berguna,” pungkas Ivan.
Penulis : Fath Putra Mulya
Penyunting : Harrits Rizqi