Narabahasa menyelenggarakan Festival Membaca pada Sabtu, 16 Oktober 2021, melalui ruang Zoom. Festival yang dihadiri lebih dari seratus peserta tersebut membahas kiat mengembangkan keterampilan membaca. Dalam subfestival kedua dari Festival Tetralogi itu, Asep Wijaya, Widyaiswara Narabahasa, bertugas sebagai pembicara. Festival Tetralogi sendiri berlangsung hingga 30 Oktober 2021.

Pada acara tersebut, Asep Wijaya menyampaikan tiga alasan seseorang harus mengembangkan keterampilan membaca. Menurutnya, membaca dapat meningkatkan kemampuan berpikir. Selain itu, membaca mengasah kecakapan menulis. Yang terakhir, dengan membaca, pengetahuan seseorang akan bertambah.

Pertama, Asep mengatakan bahwa membaca berkaitan erat dengan proses berpikir. Menurutnya, makin terampil orang membaca, makin cerah jalan pikirannya. “Dengan membiasakan diri mencerna wacana tulis yang disusun secara terstruktur, kita pun akan terbiasa berpikir secara rapi,” ungkapnya.

Kemudian, membaca juga dapat membuat keterampilan berbahasa lainnya makin berkembang. Salah satunya ialah menulis. Dengan membaca secara baik, seseorang berpotensi untuk menghasilkan tulisan yang baik pula.

Di samping itu, Asep menyampaikan bahwa keterampilan membaca juga memiliki hubungan yang erat dengan pemerolehan pengetahuan. Menurutnya, jika dibandingkan dengan produk audiovisual, wacana tulis dianggap mampu lebih banyak menampung pengetahuan dan informasi dengan durasi konsumsi yang lebih singkat.

“Oleh karena itu, dengan memiliki kemampuan membaca secara baik, kita akan beroleh pengetahuan dan informasi secara lebih cepat dan maksimal,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Asep juga membagikan kiat-kiat untuk mengembangkan keterampilan membaca, antara lain, memperhatikan kata kunci, kalimat topik, struktur, dan asdikamba dalam suatu bacaan.

“Dengan memperhatikan kata kunci, pembaca dapat mengikat informasi dan pengetahuan dalam bahan bacaan secara lebih maksimal. Sementara itu, dengan mengetahui kalimat topik, pembaca dapat menangkap gagasan utama pada sebuah paragraf,” kata Asep.

Ia pun melanjutkan, perhatian lebih pada struktur tulisan membuat pembaca lebih mudah memahami esensi bacaan. Pengajuan pertanyaan, seperti asdikamba, juga menyebabkan pembaca mudah memahami sebuah teks dengan lebih baik.

***

Penulis: Rassya Priyandira
Penyunting: Harrits Rizqi