Tanya Jawab Kebahasaan atau Tabah merupakan program rutin Narabahasa yang membahas serba-serbi penggunaan bahasa Indonesia, yang berpegang pada pedoman Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tesaurus. Kali ini, Tabah dilaksanakan pada Kamis, 5 September 2024 mulai pukul 20.00 s.d. 21.00 WIB dalam siaran langsung Instagram Narabahasa, dengan narasumber tetap Uda Ivan Lanin. Beliau merupakan pendiri sekaligus Direktur Narabahasa dan Wikipediawan Pencinta bahasa Indonesia. 

Pada episode 143 ini, Tabah dimoderatori oleh Kepala Pemasaran, Operasi, dan SDM Narabahasa, yakni Uni Lanie. Uni Lanie merupakan lulusan Hubungan Internasional, Universitas Negeri Jakarta. Selain itu, Uni Lanie juga ditemani oleh Duta Bahasa 2023, yakni Arianti. 

Arianti, akrab dipanggil Dara Arianti, merupakan Terbaik I Duta Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat 2023 sekaligus Harapan II Putri Duta Bahasa Nasional 2023. Sebelum menjadi Duta Bahasa Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Dubas SulSelBar) 2023, Dara Arianti pernah menjadi Duta Genre 2019 dan Duta Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan 2021. Pada awal 2024, Dara Arianti meraih gelar Sarjana Kedokteran dengan waktu studi 3,5 tahun di Universitas Hasanuddin, Makassar. 

Pertanyaan yang dibahas pada malam itu bervariasi, mulai dari pertanyaan terkait soal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK), penggunaan imbuhan, bahasa serapan, rumus KPST, hingga negasi ganda. Pembahasan berlangsung santai dan edukatif karena menggunakan sistem tanya jawab interaktif dengan acuan KBBI dan Tesaurus. Tak sedikit pula Kerabat Nara yang memberikan pertanyaan dan reaksi di kolom teks siaran langsung.

Sebelum mengakhiri Tabah, Uda Ivan memberikan pernyataan penutup tentang bagaimana cara mendapatkan data yang layak untuk sumber rujukan penulisan ilmiah. Uda Ivan mengatakan bahwa Wikipedia tidak dapat digunakan sebagai rujukan karena dari segi kelayakan, rujukan Wikipedia berada pada kasta sumber paling rendah. 

Dalam historiografi, terdapat tiga sumber rujukan, yakni sumber primer, sumber sekunder, dan sumber tersier. Sumber primer merupakan data-data yang diperoleh langsung, seperti prasasti, dokumen negara, wawancara, dan kuesioner. Sumber sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari sumber primer, seperti buku dan jurnal. Sumber tersier merupakan tulisan berdasarkan sumber sekunder, seperti majalah, berita, dan ensiklopedia. Uda Ivan menegaskan pernyataannya dengan mengajak Kerabat Nara untuk menggunakan sumber primer sebagai rujukan utama dalam mengambil sumber penulisan ilmiah. “Kalau memang sumber primer sulit didapat, setidaknya sumber tersier,ucap Uda Ivan. 

Dalam sesi terakhir, Dara Arianti mengingatkan dan mengajak Kerabat Nara yang mempunyai pertanyaan seputar bahasa Indonesia untuk langsung bertanya di kanal media sosial Narabahasa. Tim Narabahasa akan menjawabnya pada Tabah setiap Kamis pukul 20.00 s.d. 21.00 WIB. 

Kuasai bahasa, kuasai dunia!

 

Penulis : Samuel Gerardo Putera Serva

Penyunting : Nesti Magdalena