
Penyunting Merapat! Lakukan Ini saat Menyunting
Guna membersamai perjuangan para penyunting, Narabahasa menyelenggarakan Kelas Daring Praktis (KDP) Kiat Menyunting pada Jumat, 26 November 2021, melalui ruang Zoom. Adapun yang bertugas menjadi widyaiswara dalam KDP itu ialah Ivan Lanin, Direktur Utama Narabahasa.
Bagi seorang penyunting, Ivan berkata bahwa penyuntingan substansi adalah hal pertama yang perlu dilakukan. Penyuntingan tersebut dilakukan dengan memeriksa kerangka, fakta, nalar, konsistensi, dan kepantasan.
Pada bagian kerangka, Ivan mengatakan, seorang penyunting harus mengecek bagian pembuka, isi, dan penutup suatu tulisan. Misalnya, pada sebuah laporan, penyunting harus tahu karakteristik tulisan yang diletakkan di bagian pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Ia juga mengatakan bahwa penyunting harus memastikan isi tulisan sesuai dengan fakta dan tidak mengandung kekeliruan. Penyunting juga harus memastikan sumber fakta dapat dipertanggungjawabkan.
“Editor adalah orang yang harus bersifat skeptis. Misalnya, benar atau tidak tanggal lahir orang itu. Lalu, kita cek di situs web (tentang kebenarannya). Pengecekan fakta ini sering kali terhalang karena kita berfokus pada kesalahan tik,” ujarnya.
Selain memastikan fakta, penyunting juga harus memastikan isi tulisan sesuai dengan nalar. Penyunting perlu memperhatikan pemenuhan unsur sebab akibat dalam tulisan.
Kemudian, penyunting juga turut memastikan konsistensi unsur-unsur dalam tulisan. Ivan menjelaskan, sudut pandang tulisan, misalnya, harus selaras dan tidak berubah-ubah.
Kepantasan pada tulisan juga perlu diperhatikan. Menurutnya, kepantasan berarti memperhatikan tidak ada penjiplakan serta pelanggaran hak cipta dan hukum.
Setelah membahas penyuntingan substansi, Ivan menyampaikan penyuntingan bahasa. Pada tahap ini, penyunting mengedit kesalahan paragraf, kalimat, kata, dan ejaan.
Adapun kesalahan dalam paragraf yang perlu diperbaiki ialah kesalahan konjungsi, pengacuan, penyulihan, dan pelesapan. Kemudian, penyunting juga memperbaiki kesalahan dalam kalimat, antara lain, kalimat tanpa subjek dan predikat, buntung, bersubjek ganda, dan ambigu. Penyunting juga harus mengoreksi kesalahan susunan, bentuk, dan kebakuan sebuah kata. Terakhir, penyunting memperbaiki ejaan tulisan, seperti kesalahan huruf, kata, dan tanda baca.
Kesalahan-kesalahan tersebut perlu diperbaiki agar pembaca dapat menerima pesan dari penulis. Selain itu, kesesuaian pada tiap tataran bahasa membuat pembaca merasa nyaman saat berhadapan dengan tulisan.
***
Penulis: Rassya Priyandira
Penyunting: Harrits Rizqi
Bagaimana tanggapan Kerabat Nara?
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Artikel & Berita Terbaru
- Keterampilan yang Dibutuhkan Penulis Wara
- Empat Unsur Gramatika sebagai Kunci Kemampuan Menata Tulisan
- Bahan Pertimbangan sebelum Mengirim Artikel ke Jurnal
- Bjir dan Bjrot
- Penulisan Infografik yang Mencakup Semua Hal
- Berbahasa Indonesia, Sulit atau Mudah?
- Pola Frasa dalam Bahasa Kita
- Kelas Perdana Penulisan Skenario dalam Produksi Video
- Penulisan Mikrokopi UX yang Ramah Pengguna
- Kiat Penyusunan Dokumen untuk Konsultan Proxsis
- Penyunting yang Tak Sama dengan Penguji Baca
- Mengenal Penulisan Artikel dan Esai Lebih Dalam