Menulis untuk Memelihara Ingatan

oleh Narabahasa

“Kita perlu menulis untuk memelihara ingatan agar nanti bisa mengingat kembali apa yang terjadi pada hari ini.” Alasan Bung, panggilan akrab untuk Fiersa Besari, untuk menulis itu terungkap pada gelar wicara Kinara (Kicauan Narabahasa) perdana pada Minggu sore, 20 Juni 2021.

Manusia itu pelupa. Tanpa tulisan, kita dengan mudah lupa apa yang kita lakukan kemarin. Itu yang menyebabkan Bung berusaha menuliskan apa pun yang dialami. Catatan itu juga menjadi bahannya dalam menulis cerita novel.

Selain novel, Bung juga menulis lirik lagu, skrip video YouTube, dan … status media sosial (medsos). Meski begitu, kegemaran menulis status medsos yang pendek kadang membuat kita sulit membuat tulisan panjang, seperti novel. Oleh sebab itu, kita tetap perlu melatih keterampilan membuat tulisan panjang dan jangan terlena hanya membuat tulisan pendek pada status medsos.

Menurut Bung, ide tulisan dapat datang kapan pun dan di mana pun. “Tempat favorit saya untuk mencari ide itu di WC,” kata Bung, “karena, selain di tenda, WC merupakan tempat yang paling tenang.” Kita tidak boleh lengah untuk mencatat ide tersebut karena, lagi-lagi, makhluk fana berupa manusia ini mudah lupa.

Bung menganjurkan untuk mengawali tulisan dengan memikirkan tema dan akhir cerita. Ini seperti menentukan tujuan akhir perjalanan. Bagian tengah dapat lebih mudah diatur ketika kita sudah menentukan akhirnya. Akhir yang sudah ditetapkan itu pun dapat diubah jika diperlukan. Untuk menyelesaikan satu novel, Bung menghabiskan waktu rata-rata enam bulan.

Ketika menulis, Bung juga menyarankan untuk menuntaskan lebih dahulu penuangan seluruh pikiran dan menunda penyuntingan hingga tulisan rampung. Jika kita terlalu sering menyunting sebelum selesai, tulisan kita akan sukar diselesaikan. Penyuntingan itu pun sebaiknya dilakukan setelah pengendapan tulisan selama beberapa saat. Artinya, jangan langsung menyunting tulisan langsung setelah menulis. “Saya biasanya mengendapkan novel selama sebulan sebelum disunting ulang,” ujar Bung.

Tentang hambatan penulis (writer’s block), Bung sepakat dengan sahabatnya, Boy Candra, yang mengatakan bahwa hambatan itu biasanya muncul karena kelelahan. Karena itu, hambatan tersebut perlu diatasi dengan beristirahat dan mengalihkan pikiran kepada hal-hal yang menyenangkan.

Kinara adalah gelar wicara rutin yang diadakan oleh Narabahasa dengan narasumber penulis fiksi dan nonfiksi setiap hari Minggu, pukul 17.00, di Twitter Space. Acara itu bertujuan menggali mengapa dan bagaimana para narasumber itu menulis sebagai bahan inspirasi dan wawasan bagi pendengar. Narabahasa adalah penyedia layanan dan produk kebahasaan dengan visi Kuasai bahasa, kuasai dunia.

Penulis: Ivan Lanin

Anda mungkin tertarik membaca

4 komentar

Linimasaade 18 Juli 2021 - 04:19

Manusia pelupa. Setuju sekali harus ditulis agar mengikat ide dan makna. Kadang sifat malas halus ditenggelamkan nih.

Balas
Narabahasa 19 Juli 2021 - 21:32

Ide dan makna harganya mahal sekali dan menulis adalah cara mengikat terbaik!

Balas
Pradirwan 17 Juli 2021 - 18:47

Menulis untuk mengabadikan. Karena manusia selalu banyak lupa, kita belajar bagaimana menjaga hal-hal yang benar-benar penting. Menulis adalah salah satu caranya. Terima kasih, Uda.

Balas
Narabahasa 19 Juli 2021 - 21:31

Nara sepakat! Menulis memang banyak manfaatnya.

Balas

Tinggalkan Komentar