Narabahasa melaksanakan griyaan daring untuk Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan topik “Penulisan Artikel dan Berita”, Rabu, 23 Maret 2022. Adapun widyaiswara yang bertugas pada griyaan tersebut ialah Ivan Lanin, Direktur Utama Narabahasa.
Pada awal pelatihan itu, Ivan mengingatkan bahwa setiap tulisan memiliki laras bahasanya masing-masing. Laras tersebut mengatur penggunaan aspek bahasa dalam tulisan, mulai dari paragraf hingga ejaannya. Hal tersebut menjadi aspek utama yang perlu disadari ketika menulis.
“Yang pertama mesti kita sadari, ketika kita menulis, sebenarnya ada berbagai jenis tulisan yang kita buat. Jenis tulisan itu mulai dari yang paling lentur hingga yang paling kaku, dari sastra hingga hukum,” katanya.
Dalam hal ini, artikel dan berita termasuk dalam laras jurnalistik. Oleh karena itu, sebuah artikel dan berita harus menggunakan paragraf dan kalimat yang pendek, pilihan kata yang populer, dan ejaan yang tertib.
“Pada dasarnya, penulisan artikel [dan berita] masuk ke dalam penulisan jurnalistik,” ujar Ivan.
Namun begitu, terkadang artikel juga menggunakan laras ilmiah. Umumnya yang seperti itu dikenal dengan artikel ilmiah populer. Dalam laras ilmiah, sebuah tulisan menggunakan paragraf dan kalimat yang panjang, pilihan kata yang baku, dan ejaan yang tertib.
“Kadang-kadang genre artikel itu ilmiah. Ini disebut artikel ilmiah populer. Jadi, konsep atau prinsip keilmiahan perlu juga kita gunakan,” pesannya.
Ivan mengatakan, permasalahan yang sering ia temukan di instansi pemerintahan ketika menulis artikel dan berita ialah ketidaksesuaian laras bahasa yang digunakan. Itu terjadi karena pegawai pemerintah terbiasa menulis dengan laras bisnis sehingga kebiasaan itu terbawa ketika menulis artikel dan berita.
“Instansi pemerintah itu terbiasa menulis bisnis, yaitu kedinasan. Begitu menulis artikel, kadang-kadang, gaya penulisan bisnis itu terbawa. Akhirnya yang terjadi adalah artikelnya itu terlalu kaku dibaca orang,” katanya.
Menurut Ivan, sebuah tulisan ditujukan untuk audiens tertentu. Oleh karena itu, penulis mesti memperhatikan sasarannya. Kemudian, penulis menyesuaikan laras bahasa yang semestinya menaungi tulisan tersebut.
“Yang perlu kita ingat, tujuan dan audiensnya berbeda. Begitu membuat sesuatu, kita harus bisa masuk ke dalam apa yang akan kita buat itu,” lanjutnya.
Ivan kemudian memerinci tahap pembuatan artikel dan berita. Menurutnya, ada empat tahap pembuatan, yaitu perencanaan, peliputan, penulisan, dan penyuntingan. Khusus untuk penulisan artikel, peliputan mungkin tidak berlaku. Umumnya, kata Ivan, penulisan artikel identik dengan riset data.
“Ketika kita merencanakan, kita mulai dari ide. Lalu, kita kumpulkan informasi dari berita-berita lain dan kita kumpulkan informasi dari referensi. Ini adalah cara yang paling cepat yang bisa kita lakukan,” kata Ivan menjelaskan tahap perencanaan.
Tidak luput, ia juga menjelaskan tataran bahasa dalam penulisan artikel dan berita. Tataran bahasa terdiri atas wacana, paragraf, kalimat, kata, dan ejaan. Ia menyoroti perihal kelengkapan wacana, keutuhan paragraf, keefektifan kalimat, pemilihan kata, serta penertiban ejaan.
Penulis : Fath Putra Mulya
Penyunting : Harrits Rizqi